- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Bebas Plagiarisme, Perpustakaan ITS Jadi Nomor 1
TS
ibnutiangfei
Bebas Plagiarisme, Perpustakaan ITS Jadi Nomor 1
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) menghasilkan inovasi di berbagai bidang kehidupan. Salah satunya adalah kemunculan perpustakaan digital (digital library). Konsep repositori atau penyimpanan pustaka digital ini pula yang diusung oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Bahkan, kini repositori perpustakaan ITS kembali menempati peringkat pertama se-Indonesia.
Peringkat tersebut diberikan oleh webometrics, yakni sistem yang memberikan penilaian terhadap perguruan tinggi terbaik di dunia melalui situs mereka. Pada Juli lalu, ITS menduduki peringkat pertama nasional untuk keempat kalinya, sekaligus berada pada peringkat ke-14 dunia.
Tentu saja terdapat berbagai cerita dalam pengembangan repositori Perpustakaan ITS yang sebelumnya menduduki peringkat ke-64 nasional ini. Dimulai pada 2004, perpustakaan ITS mendapat bantuan aplikasi program perpustakaan digital dari Institut Teknologi Bandung (ITB). ''Kemudian terus berlanjut sampai 2007. Kita sudah bisa mengunggah 1.500 tesis yang hanya memuat judul, abstrak, dan daftar isi,'' ujar Kepala Perpustakaan ITS Mansur Sutedjo, seperti disitat dari ITS Online, Rabu (5/9/2012).
Walau begitu, Mansur dan timnya menghadapi banyak kendala. Mereka pernah harus berhadapan dengan hacker serta menghadapi kecemasan civitas academica ITS dalam mempublikasikan karya mereka. Sebagian besar penulis khawatir jika publikasi karya mereka dapat menimbulkan plagiarisme.
''Sebenarnya tidak perlu khawatir. Karena kalau karyanya banyak dibaca orang, itu dapat melahirkan referensi baru. Lagipula kalau dipublikasi, justru akan ketahuan jika ada plagiarisme,'' kata Mansur.
Untuk menanggulangi kekhawatiran tersebut, perpustakaan digital ITS pun menggunakan sistem viewer dan watermark dalam setiap tulisan yang dipublikasikan. ''Sistem itu kami pelajari dari Universitas Kristen Petra. Kami tidak dapat software, tapi kami coba membuat sendiri dengan SDM yang ada,'' papar pria berkacamata tersebut.
Kedua sistem keamanan tersebut yang mendasari perkembangan repositori Perpustakaan ITS pada 2008. Sistem viewer memberikan fasilitas bagi anggota perpustakaan digital ITS untuk dapat membaca tulisan yang diinginkan tanpa fasilitas mengunduh. Sedangkan watermark memberikan identitas pada setiap halaman dokumen agar tidak dapat disalin oleh pembaca.
Meski telah menerapkan sistem viewer dan watermark ternyata publikasi karya ilmiah tidak langsung diminati civitas academica ITS hingga akhirnya rektor menerbitkan surat keputusan mengenai wajib serah simpan karya ilmiah. Maka dalam setiap momen wisuda, staf perpustakaan dapat menerima sekira 2.000 judul tugas akhir untuk dipublikasikan. ''Kami keberatan beban, sampai akhirnya diciptakan sistem upload mandiri untuk mahasiswa dan dosen,'' tukasnya.
Hingga kini, pengembangan repositori Perpustakaan ITS masih menghadapi beberapa kendala teknis, misalnya kapasitas server yang perlu ditingkatkan. ''Developer juga hanya ada satu, kita masih butuh developer yang paham bahasa pemrograman dan jaringan,'' tandasnya.
SUMBER
selamat kepada perpustakaan ITS atas prestasi yg berhasil diraih....
Silahkan Mampir ke Trit ane yg lain:
[PARAH]Selain Juara Korupsi, Indonesia Juga Juara Merokok!
[MANTABZ]Naskah Kuno Keraton Yogyakarta Dibuat Versi Digital-nya Gan!
Demi Melestarikan Jamu, Muncul Inovasi Es Krim Jamu
[BERITA SOSIAL] 2 Juta Rumah di Indonesia Tak Layak Huni
Demi Pancasila, Seorang Pemuda Rela Keliling Indonesia
Dengan Usaha Donat Kampung Utami, Rosidah Raup Ratusan Juta
Bekasi dan Bandar Lampung Kota Terkotor se-Indonesia
Bebas Plagiarisme, Perpustakaan ITS Jadi Nomor 1
Dosen UIN Malang Temukan Model Tanam Dinamis
[PARAH]Bakso Ayam Tiren Sudah Dijual Di Yogya Sejak 1996
Jika berkenan mohon sumbangan
-nyaSyukur2 dihujani
0
4.8K
29
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan