kh4msinAvatar border
TS
kh4msin
Saham "Bumi Resources" Jeblog sampai Rp 630. Nilai Kapitalisasinya Tergerus Rp 32-T.


Saham BUMI Terus Merosot-Nilai Kapitalisasi Tergerus Rp 32,61 Triliun \t \t
Friday, 31 August 2012

JAKARTA– Investor pasar modal masih melakukan aksi jual saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) hingga kemarin, meski manajemen telah membantah bahwa perseroan di ambang kebangkrutan finansial. Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin, saham BUMI ditutup melemah 40 poin atau 5,97% ke level Rp630 per saham.Kapitalisasi hanya mencapai Rp13,09 triliun. Nilai kapitalisasi itu tergerus Rp32,61 triliun atau 71,36% dibandingkan posisi awal tahun ini yang mencapai Rp45,70 triliun. Saham Bumi sempat mencapai harga tertinggi pada 2 Februari 2012 sebesar Rp2.600.

Namun, kemarin harga BUMI turun Rp40 (5,97%) menjadi Rp630. Kepala Riset Semesta Indovest M Sugiarto mengatakan, investor pasar modal mengkhawatirkan risiko yang dihadapi jika terus menguasai saham BUMI. Pasalnya, investor beranggapan beban utang BUMI saat ini tinggi. Saat ini, lanjut dia, persepsi investor terhadap saham BUMI masih kurang baik.Karena itu, kemungkinan harga saham perusahaan pertambangan milik Grup Bakrie ini kembali mengalami pelemahan bisa saja terjadi.

”Tapi sulit untuk diukur sampai berapa jauh,karena tergantung persepsi investor,”ujarnya saat dihubungi kemarin. Sebelumnya, Analis PT Panin Sekuritas Fajar Indra mengatakan bahwa BUMI diindikasikan mengalami kebangkrutan finansial, di mana performa keuangan semester I/2012 sangat buruk dan solvabilitas sangat lemah. Dia memaparkan BUMI mencatatkan kerugian sebesar USD322 juta pada semester I/2012,setelah mencatatkan keuntungan sebesar USD232 juta pada semester I/2011.

”Ada beberapa faktor yang disinyalir menyebabkan jatuhnya performa BUMI pada semester I/2012,”ujar dia dalam risetnya. Fajar menjelaskan, faktor pertama adalah tergerusnya marjin laba BUMI yang diakibatkan melonjaknya biaya produksi/ ton sebesar 9,2% dan tidak diimbangi naiknya harga jual.Hal ini terjadi hampir di seluruh perusahaan batu bara di Indonesia, karena memburuknya harga batu bara dunia.

Faktor lainnya adalah tingginya beban keuangan yang harus dibayar serta kerugian atas transaksi derivatif.Laporan keuanganBUMImencatat, bahkanjumlah beban keuangan yang harus dibayar lebih tinggi dari laba usahanya sendiri. Hal ini tentunya memperlihatkan betapa buruknya solvabilitas BUMI dalam membayar utang-utangnya. ”BUMI memiliki tanggal jatuh tempo untuk utangnya kepada CIC masing-masing sebesar USD600jutauntuk trancekedua dan USD700 juta untuk trance berikutnya,”paparnya.

Sementara itu,manajemen BUMI menyatakan informasi yang menyatakan bahwa BUMI di ambang kebangkrutan hanya rumor, karena pencatatan kerugianyangdilakukanhanyalah potensi kerugian dan secara finansial tidak mengganggu keuangan perusahaan.”Kabar potensi kebangkrutan tersebut hanyalah rumor semata yang tidak berdasar,”ujar Direktur BUMI Dileep Srivastava kemarin.

Dileep optimistis perseroan bisa mencapai kinerja sesuai target.”Produksi BUMI on track untuk mencapai 100 juta ton di 2014.Pembayaran utang juga tidak ada yang default,”paparnya. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito mengakui, penurunan harga saham BUMI lebih dipengaruhi oleh adanya faktor-faktor eksternal.

Dengan kondisi seperti itu,Ito menganggap penurunan harga saham yang masih dalam batas wajar dan bukan suatu hal yang tidak biasa. Bila memang terjadi penurunan harga yang sangat signifikan,BEI memiliki fitur penghentian perdagangan otomatis (autorejection) dalam sistem perdaganga
http://www.seputar-indonesia.com/edi...t/view/522218/


SAHAM BUMI kembali anjlok -5,97% ke Rp630
Kamis, 30 Agustus 2012 | 19:14 WIB

JAKARTA : Saham PT Bumi Resources Tbk turun -5,97% atau -Rp40 ke Rp630 hari ini, menggenapi penurunan untuk 4 hari berturut-turut. Data perdagangan hari ini menunjukkan saham sayap tambang batu bara Grup Bakrie itu sudah bergerak di kisaran Rp610--Rp730 sepanjang hari. Berdasarkan data transaksi online, tiga broker terbesar penjual saham berkode saham BUMI itu terdiri dari PT UOB Kay Hian Securities, PT eTrading Securities, dan PT Credit Suisse Securities Indonesia.

Masing-masing saham yang dijual ketiganya benilai Rp44,5 miliar, Rp20,6 miliar, dan Rp19.7 miliar. Di sisi broker pembeli, tercatat yang terbesar dibukukan eTrading Securities, PT Kim Eng Securities, dan PT Indo Premier Securities. Ketiganya membeli saham Bumi Resources sebesar Rp23,6 miliar, Rp13,9 miliar, dan Rp13,9 miliar. Secara beruntun, saham perusahaan yang dipimpin Ari Saptari Hudaya itu sudah turun berturut-turut sebesar -50 poin, -130 poin, -90, dan terakhir hari ini -40 dari posisi awal Rp940 pada 24 Agustus. Riset PT Panin Sekuritas Tbk yang dirilis kemarin mengindikasikan perusahaan batu bara ini akan bangkrut. Penyebab indikasi itu karena performa keuangan yang buruk dan tidak mampu membayar utangnya.

Di saat yang sama, manajemen Bumi Resources mengatakan operasional baik dengan peningkatan penjualan selama semester pertama tahun ini. Performa keuangan emiten tercermin dari kerugian sebesar US$322 juta pada semester pertama tahun ini, membalikkan keuntungan US$232 juta yang dibukukan pada periode sama tahun lalu. Berdasarkan riset dari sekuritas itu, faktor pertama yang menyebabkan jatuhnya performa perusahaan dengan cadangan batu bara terbesar di Indonesia itu adalah tergerusanya marjin laba.


Amblas, Saham Bumi Bisa Kena Auto Rejection
Kamis, 30 Agustus 2012 | 20:52

Harga jual batubara terpengaruh oleh faktor eksternal sehingga memberikan dampak negatif kepada perusahaan. Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) bisa terkena penghentian perdagangan otomatis (auto rejection) batas bawah jika terus mengalami pelemahan. Menurut Direktur BEI Ito Warsito, bila nantinya memang terjadi penurunan harga yang sangat signifikan, BEI sudah memiliki fitur penghentian perdagangan otomatis (auto rejection) dalam sistem perdagangan. "Nanti juga kena auto rejection kalau penurunannya terus tajam," kata Ito.

Auto rejection adalah penghentian otomatis harga saham akibat kenaiakan atau penurunan yang signifikan. Harga saham Rp50 - Rp200 terkena auto rejection sebesar 35 persen, harga saham Rp200- Rp5.000 terkena auto rejection 25 persen dan harga saham Rp5.000 terkena auto rejection 20 persen. Sementara saat IPO auto rejection ditetapkan 2x dari persentase normal. Ito mengungkapkan, terus melemahnya saham Bumi seiring melemah bursa saham regional maupun global. “Kondisi harga jual batubara kan terpengaruh oleh faktor eksternal sehingga memberikan dampak negatif kepada perusahaan,” katanya.

Dengan kondisi seperti itu, Ito menganggap penurunan harga saham masih dalam batas wajar dan bukan suatu hal yang tidak biasa. "Jadi, penurunan harga saham BUMI itu normal," kata Ito. Saham Bumi sempat mencapai harga tertinggi pada 3 Februari 2012 sebesar Rp2.600. Pada perdagangan BEI sore ini, saham Bumi kembali ditutup melemah 40 poin (5,97 persen) ke level Rp630 per saham. Penurunan ini melengkapi tergerusnya harga saham Bumi turun Rp90 (11,8 persen) menjadi Rp670. Saham Bumi terus tertekan selama pekan ini, setelah perseroan melaporkan kerugian US$322 juta pada semester I-2012. Riset Panin Sekuritas kemarin (29/8) menyatakan, Bumi diambang kebangkrutan, karena performa keuangan memburuk dan kemampuan membayar utang (solvabilitas) rendah. Analis Panin Sekuritas Fajar Indra menuturkan, beban keuangan Bumi yang tinggi membuat solvabilitas Bumi rendah. Apalagi, perseroan tidak jadi mencairkan investasi sebesar US$231 juta pada PT Recapital Asset Management. Imbasnya, Bumi gagal memeroleh dana untuk membayar utang.

Padahal, kata dia, perseroan berencana membayar utang sebesar US$1,3 miliar kepada China Investment Corporation (CIC) selama 2012-2013. Perinciannya, sebanyak US$600 juta dibayar tahun ini dan sisanya tahun depan. Sementara itu, Direktur Bumi Dileep Srivastava menepis anggapan Bumi bakal bangkrut. Soalnya, per Juni 2012 kinerja operasional Bumi masih cukup kuat. Ini terlihat dari penjualan dan produksi yang tumbuh 10 persen dan 8,6 persen. Pendapatan juga naik 8,6 persen menjadi US$1,9 miliar. “Produksi Bumi on track untuk mencapai 100 juta ton pada 2014. Pembayaran utang juga tidak ada yang default,” ujar Dileep.
http://www.beritasatu.com/ekonomi/68...rejection.html

---------------

Saat harga batu bara untuk expor sangat tinggi, keuntungan puluhan trilyun yang dinikmati Bakrie Inc, mereka semua hanya diam-diam aja. Bahkan membiarkan konsumen dalam negeri menderita untuk mendapat batu baranya, tapi tetap tak dilayani, seperti yang dialami PLN itu. Giliran mulai rugi dan terancam bangkrut, mereka berteriak-teriak dengan memanfaatkan media yang dikuasainya, kalau mereka sedang terdzolimi. Sebentar lagi, kayaknya Ical minta "bantuan" ke SBY, agar Bumi resources di "bailout" saja oleh Pemerintah. Kalau SBY akhirnya OK, maka dana APBN yang tergerus untuk dana 'bailout' seperti itu, bisa melebihi dana APBN yang sebelumnya digelontorkan untuk lumpur LAPINDO. Padahal giliran membayar Pajak, perusahaan tambang batu bara milik Bakrie Inc itu, terkenal suka ngemplang tak mau membayar sampai bertahun-tahun
0
4K
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan