cahdipoe2Avatar border
TS
cahdipoe2
1001 Burung Kertas (Kisah Motivasi)
Vina dan Arie adalah sepasang kekasih yang serasi, walaupun keduanya berasal dari keluarga yang jauh berbeda latar belakangnya.

Keluarga Vina berasal dari keluarga kaya raya dan serba berkecukupan, sedangkan keluarga Arie hanyalah keluarga seorang petani miskin yang menggantungkan kehidupannya pada tanah sewaan.

Dalam kehidupan mereka berdua, Arie sangat mencintai Vina. Arie telah melipat 1000 buah burung kertas untuk Vina dan Vina kemudian menggantungkan burung-burung kertas tersebut pada kamarnya.

Dalam tiap burung kertas tersebut Arie telah menuliskan harapannya kepada Vina. Banyak sekali harapan yang telah Arie ungkapkan kepada Vina. “Semoga kita selalu saling mengasihi satu sama lain”, ”Semoga Tuhan melindungi Vina dari bahaya”, ”Semoga kita mendapatkan kehidupan yang bahagia”, dsb. Semua harapan itu telah disimbolkan dalam burung kertas yang diberikan kepada Vina.

Suatu hari Arie melipat burung kertasnya yang ke 1001. Burung itu dilipat dengan kertas transparan sehingga kelihatan sangat berbeda dengan burung-burung kertas yang lain. Ketika memberikan burung kertas ini, Arie berkata kepada Vina:
“ Vina, ini burung kertasku yang ke 1001. Dalam burung kertas ini aku mengharapkan adanya kejujuran dan keterbukaan antara aku dan kamu. Aku akan segera melamarmu dan kita akan segera menikah. Semoga kita dapat mencintai sampai kita menjadi kakek nenek dan sampai Tuhan memanggil kita berdua!“

Saat mendengar Arie berkata demikian, menangislah Vina. Ia berkata kepada Arie “ Arie, senang sekali aku mendengar semua itu, tetapi aku sekarang telah memutuskan untuk tidak menikah denganmu karena aku butuh uang dan kekayaan seperti kata orang tuaku!”

Saat mendengar itu Arie pun bak disambar geledek. Ia kemudian mulai marah kepada Vina. Ia mengatai Vina matre, orang tak berperasan, kejam, dan sebagainya. Akhirnya Arie meninggalkan Vina menangis seorang diri.
Arie mulai terbakar semangatnya. Ia pun bertekad dalam dirinya bahwa ia harus sukses dan hidup berhasil. Sikap Vina dijadikannya cambuk untuk maju dan maju.

Dalam Sebulan usaha Arie menunjukkan hasilnya. Ia diangkat menjadi kepala cabang di mana ia bekerja dan dalam setahun ia telah diangkat menjadi manajer sebuah perusahaan yang bonafide dan tak lama kemudian ia mempunyai 50% saham dari perusahaan itu. Sekarang tak seorangpun tak kenal Arie, ia adalah bintang kesuksesan.

Suatu hari Arie pun berkeliling kota dengan mobil barunya. Tiba-tiba dilihatnya sepasang suami-istri tua tengah berjalan di dalam derasnya hujan. Suami istri itu kelihatan lusuh dan tidak terawat. Arie pun penasaran dan mendekati suami istri itu dengan mobilnya dan ia mendapati bahwa suami istri itu adalah orang tua Vina.

Arie mulai berpikir untuk memberi pelajaran kepada kedua orang itu, tetapi hati nuraninya melarangnya sangat kuat. Arie membatalkan niatnya dan ia membuntuti kemana perginya orang tua Vina.

Arie sangat terkejut ketika didapati orang tua Vina memasuki sebuah makam yang dipenuhi dengan burung kertas. Ia pun semakin terkejut ketika ia mendapati foto Vina dalam makam itu. Arie pun bergegas berlari ke arah makam Vina untuk menemui orang tua Vina.

Orang tua Vina pun berkata kepada Arie :”Arie, sekarang kami jatuh miskin. Harta kami habis untuk biaya pengobatan Vina yang terkena kanker rahim ganas. Vina menitipkan sebuah surat kepada kami untuk diberikan kepadamu jika kami bertemu denganmu.” Orang tua Vina menyerahkan sepucuk surat kumal kepada Arie.

Arie membaca surat itu. “Arie, maafkan aku. Aku terpaksa membohongimu. Aku terkena kanker rahim ganas yang tak mungkin disembuhkan. Aku tak mungkin mengatakan hal ini saat itu, karena jika itu aku lakukan, aku akan membuatmu jatuh dalam kehidupan sentimentil yang penuh keputusasaan yang akan membawa hidupmu pada kehancuran. Aku tahu semua tabiatmu Arie, karena itu aku lakukan ini. Namun sejujurnya, Aku juga mencintaimu Arie........ttd. Vina “
Setelah membaca surat itu, menangislah Arie. Ia telah berprasangka terhadap Vina begitu kejamnya. Ia pun mulai merasakan betapa hati Vina teriris-iris ketika ia mencemoohnya, mengatainya matre, kejam dan tak berperasaan.

Ia merasakan betapa Vina kesepian seorang diri dalam kesakitannya hingga maut menjemputnya, betapa Vina mengharapkan kehadirannya di saat-saat penuh penderitaan itu. Tetapi ia lebih memilih untuk menganggap Vina sebagai orang matre tak berperasan

Dan tetapi sebenarnya Vina telah berkorban untuknya agar ia tidak jatuh dalam keputusasaan dan kehancuran… Kini Arie sadar Bahwa cinta Vina, adalah cinta yang tulus dan berani berkorban
-END-

Cinta bukanlah sebuah pelukan atau ciuman tetapi cinta adalah pengorbanan untuk orang yang sangat berarti bagi kita

Sory kalo emoticon-Blue Repost
emoticon-Matabelo

bagi yg berkenan emoticon-Toast
0
1.5K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan