dahulukalaAvatar border
TS
dahulukala
[Travelista] Menelusuri 7 Kota dengan Segala Keindahannya


PROLOG

Hidup tak selalu seindah apa yang kita harapkan, tapi pasti selalu seindah apa yang kita syukuri. Perjalanan ini bermula saat aku mengalami gangguan yang anak-anak gaul nyebutnya “galau”. Waktu itu bulan September 2011, saat aku telah menyelesaikan studiku di perguruan tinggi di Jakarta dan ingin memberikan kejutan kepada someone special yang berada jauh di Ujung Timur Jawa. Karena semangatku belajar adalah karena dia. Namun belum sempat itu terjadi, aku malah yang terkejut mendengar kabar bahwa sekarang dia telah bersama orang lain, yaitu seniornya di kampus. Hidup harus tetap berjalan, kawan, apapun yang terjadi. Maka kuputuskan untuk mengakhiri masa galauku dengan berkelana kemanapun aku mau, tapi dengan budget yang sesuai kantongku tentunya, hehe

#1. BOGOR
Petualanganku kumulai dari kosku, di daerah Jakarta Selatan menuju kota hujan, Bogor. Tujuanku ada dua, yaitu Kebun Raya Bogor(KRB) dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango(TNGP). Setelah mengajak beberapa kawan, aku berangkat menuju KBS mengendarai bus dari Kampung Rambutan dengan biaya Rp 10.000,00. Kebun Raya Bogor adalah dalah sebuah kebun botani besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 87 hektare dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. deangan harga tiket masuk sebesar:
Untuk Pengunjung Rp. 9.500,- / orang.
Mobil / roda 4 Rp. 15.000,-.
Parkir Motor Rp. 2.500,-.
Kebun Raya Bogor pada mulanya merupakan bagian dari 'samida' (hutan buatan atau taman buatan) yang paling tidak telah ada pada pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Sunda, sebagaimana tertulis dalam prasasti Batutulis. Hutan buatan itu ditujukan untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara benih benih kayu yang langka. Di samping samida itu dibuat pula samida yang serupa di perbatasan Cianjur dengan Bogor (Hutan Ciung Wanara). Hutan ini kemudian dibiarkan setelah Kerajaan Sunda takluk dari Kesultanan Banten, hingga Gubernur Jenderal van der Capellen membangun rumah peristirahatan di salah satu sudutnya pada pertengahan abad ke-18. itu kalo gak salah sejarah singkatnya
Spoiler for KBS:


Setelah seharian di KBS, kulanjutkan perjalanan ke TNGP dari terminal Baranansiang selepas maghrib menggunakan “omprengan” L300 yang biasanya ngetem di depan terminal seharga Rp 15.000,00. Sesampainya di TNGP, aku istirahat di warung Edelweiss untuk mengisi buat pendakian ke Gunung Gede.
Spoiler for warung Edelweiss:

Esok hari, setelah sarapan, kumulai pendakian melewati jalur Cibodas. Sekitar empat perjalanan melewati hutan, sungai, sumber air panas, air terjun, dan tempat-tempat indah yang lain, sampailah aku di pos terakhir, kandang badak. Di tempat inilah biasanya para pendaki menghabiskan malamnya sebelum melakukan summit attack ke puncak Gede. Dengan satu nama yanng selalu kusebut antara Kandang badak-Puncak, akhirnya sampai juga ke 2.958 mdpl
Spoiler for Gunung Gede:
0
2.5K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan