Agan-agan dan sis mungkin tahu bahwa kekerasan terjadi di mana-mana, di sekolah, di jalan, di tempat kerja dan di lembaga-lembaga seperti tempat tahanan. Anak mengalami kekerasan di rumah, dalam lingkungan keluarga, dan yang dilakukan oleh anak lainnya.

Dalam beberapa kasus, kekerasan terhadap anak dapat menyebabkan cidera serius atau kematian, namun sebagian besar tidak meninggalkan tanda-tanda yang kasat mata. Sebagian besar kekerasan tersembunyi. Anak-anak mungkin merasa tidak dapat melaporkan kekerasan yang mereka alami karena takut akan dibalas oleh pelaku. Baik anak maupun pelaku kekerasan mungkin tidak melihat sesuatu yang luar biasa atau salah dengan kekerasan yang dijatuhkan kepada anak. Mereka bahkan mungkin tidak melihat hal tersebut sebagai tindakan kekerasan namun sebagai hukuman yang dapat dibenarkan dan dipandang perlu. Anak mungkin merasa malu atau merasa bersalah dan percaya bahwa mereka memang layak menerima hukuman.

Berikut ini Gan, beberapa dampak penyalahgunaan dan kekerasan pada anak-anak yang dapat mempengaruhi:

• Kesehatan anak
  
• Kemampuan belajar mereka, bahkan kemauan mereka untuk pergi ke sekolah
  
• Melarikan diri dari rumah, menyebabkan mereka pada risiko lainnya
  
• Menghancurkan rasa percaya diri
  
• Kemampuan menjadi orang tua yang baik di masa depan
  
• Memiliki risiko lebih besar untuk mengalami depresi atau bunuh diri
  

Undang-Undang Perlindungan Anak (2002) secara jelas mendefinisikan kekerasan terhadap anak sebagai tindak pidana di Indonesia. Ketentuan ini diperkuat dengan diberlakukannya Undang-Undang Kekerasan dalam Rumah Tangga (2004).

Salah satu upaya UNICEF adalah fokus pada sekolah sebagai titik yang strategis untuk memulai pencegahan kekerasan pada anak dan upaya menghentikan siklus kekerasan pada anak. Lebih lanjut tentang Pendidikan Ramah Anak http://www.supportunicefindonesia.or...aign/detil/199

Ayo Gan, Sis, sama-sama kita mulai dari rumah dan lingkungan keluarga kita!