richardt75Avatar border
TS
richardt75
Chinesse Myth, Legend & Culture
TJIO-KO
(SEMBAHYANG REBUTAN)
Bok Lian, seorang bakal pendeta yang masih muda pergi mengantarkan jenazah ibunya kekubur. Sesudah pemakaman selesai, iapun pulanglah. Ditengah jalan ia berjumpa dengan gurunya, yang mengajaknya bercakap-cakap sebentar.

“Ibumu harus menghadap hakim neraka, Giam Lo Ong. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi. Tetapi kalau sekiranya ia mendapat hukuman yang berat, kamu dapat menolongnya dengan bendera ini. Ini adalah bendera sakti yang akan menunjukan jalan didaerah neraka dan yang akan menolong kamu”. Kata pendeta yang tua itu.

Bok Lian mengucapkan terima kasih dengan penuh air mata sambil menerima bendera itu. Sesudah itu ia masuk kedalam bilik yang kecil, lalu dikuncinya dari dalam. Ia menelungkup ditanah dan mengeluh. Pada waktu itu rohnya meninggalkan badanya.

\tDari jauh masih dapat dilihatnya ibunya dibawa oleh empat orang penjaga neraka kehadapan Raja neraka.
\tDalam sekejap mata Bok Lian sampai ditempat penjaga itu dan memerintahkan melepaskan ibunya dari belenggunya. Dibimbingnya ibunya dan bendera itulah yang menunjukan jalan kepada mereka untuk pergi ke Giam Lo Ong.

Ditengah jalan mereka berjumpa dengan beberapa pengemis yang meminta sedekah. Mereka meraung dan berteriak, kasihan kita melihatnya. Itulah roh-roh orang yang membunuh diri, sebelum tiba waktunya akan mati. Mereka tidak boleh masuk surga maupun neraka, sebelum tiba waktunya untuk menghadap Giam Lo Ong.

Roh-roh itu mencoba menghalang-halangi perjalanan Bok Lian dengan ibunya dengan bermacam-macam usaha, tetapi bendera sakti itu dapat menghindarkan maksud-maksud mereka. Bukan roh-roh yang malang itu saja, tetapi bermacam-macam setanpun sangat membahayakan.

Di bagian-bagian neraka Bok Lian melihat bagaimana manusia yang melakukan kejahatan dihukum, Algojo binatang, pendusta, panjang lidah, masing-masing mendapat hukuman yang setimpal. Penjaga-penjaga neraka itu bekerja keras. Hukuman-hukuman itu tidak ringan.

Kesudahanya Bok Lian serta ibunya sampai dimuka singgasana Giam Lo Ong. Laki-laki berkepala kuda dan berkepala lembu jantan berdiri menjaganya sambil memegang cangkul besar-besar.

Bok Lian bertelutut. Ia menyembah Giam Lo Ong, meminta supaya ia yang dihukum menggantikan ibunya, betapa berat juga hukuman itu. Ia meminta terus menerus dan menyembah, dan akhirnya dikabulkan Giam Lo Ong permintaanya itu. Tetapi undang-undang neraka tidak boleh semuanya dilanggar. Bok Lian hanya boleh menggantikan ibunya selama sebulan, sebab ibunya yang berbuat salah yang besar waktu hidupnya, yaitu bersumpah palsu. Ia harus dihukum berat.

Papan hukuman digantungkan pada leher Bok Lian. Karena ia mempunyai jiwa yang bersih, papan yang berat itu dipegang oleh setan-setan neraka yang kecil-kecil sehingga ia tidak merasa betapa berat papan itu. Ibunya diizinkan turun kebumi sebulan lamanya dan boleh pergi kemana-mana. Giam Lo Ong berfikir, tak ada buruknya ia melepaskan roh-roh yang ada dineraka, supaya mereka dapat bernafas sesudah penyiksaan yang diderita. Diperintahkanya membuka pintu-pintu neraka selebar-lebarnya dan diizinkan roh-roh itu berpergian kemana-mana diwaktu senja pada hari pertama bulan ketujuh. Selama bulan itu mereka bebas. Penduduk bumi yang mengetahui keadaan itu menyediakan meja-meja penuh makanan untuk mereka yang bergelandangan dan lapar itu. Mereka memasang lilin dan membakar hio, supaya roh-roh itu dapat melihat jalan.
\t
Itulah sebabnya maka pada masa ini pada bulan ketujuh diadakan pesta pengurbanan untuk roh-roh dari neraka. Dipekarangan muka tiap kelenting didirikan semacam panggung dari papan-papan yang kuat. Disana disajikan tumpeng nasi yang dikukus, bermacam-macam ikan kering, gumpalan daging babi, buah-buahan dan kue-kue yang penuh dihiasi dengan jalinan kertas-kertas bunga-bungaan dan bendera-bendera kertas.
\t
Dibelakang panggung itu ditegakan pula sebuah panggung lagi tempat Thay Su berdiri, yaitu guru Besar, yang akan mengendalikan roh-roh yang kelaparan itu. Ia memegang bendera yang bertulis : “Saya perintahkan roh-roh yang tidak terpelihara untuk mendapat makanan dan pakaian”.
\t
Thay Su sangat ditakuti, ia adalah suatu boneka yang sangat besar, diperbuat dari kertas. Mukanya merah dan matanya berputar-putar kesegala jurusan, apabila angin berhembus. Pakaian besinya dari kertas juga penuh dengan selempang dan bendera-bendera kecil, juga dari kertas, yang berwarna-warna. Bukan makanan saja yang disediakan, tetapi juga barang-barang yang dapat mereka pakai dineraka, umpamanya: Pakaian, topi, sepatu, lampu, tandu, kapal, peti berisi uang, semuanya dihiasi dan dicat bagus-bagus, sehingga seperti benda itu benar rupanya.
\t
Pendeta berpakaian kebesaran membacakan doa, sambil memukul tapak tembaga dan gong-gong. Begitulah mereka mengundang raja-raja pelbagai daerah neraka (ada sepuluh) supaya hadir pada pembagian makanan dan minuman yang telah disediakan. Begitu juga roh-roh harus hadir pada pesta makanan yang diadakan untuk mereka.
\t
Pendeta-pendeta mengucapkan ayat-ayat, supaya makanan, pakaian dan yang lain-lain menjadi berpuluh ribu kali banyaknya. Apabila upacara itu selesai, gong yang besar dibunyikan, tanda, bahwa orang-orang yang mengikuti pesta itu diizinkan menaiki panggung makanan itu dan mengambil apa yang dikehendaki. Mereka bertolak-tolakan kadang-kadang mengakibatkan keributan. Masing-masing berusaha mengambil sebanyak-banyaknya. Thay Su dan benda-benda kertas itu dibakar. Sebenarnya sayang kalau mengingat betapa susah membuatnya. Apabila semuanya telah habis, orang pulang, sebab pesta sudah selesai.
0
168.4K
437
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan