- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengenang Sepak Terjang Band Rock Indonesia Era 70an
TS
antonius joje
Mengenang Sepak Terjang Band Rock Indonesia Era 70an
Quote:
HT #14
Alhamdulilah syukur kepada ALLAH SWT, MANAJEMEN KASKUS DAN KASKUSER
Yang Telah Bantu Melalui Comment + RATE Sehingga Terpilih Menjadi Hot Thread 15 November 2011
Spoiler for HT:
Quote:
Mohon Meninggalkan Rate
Quote:
MENGENANG SEPAK TERJANG
BAND ROCK INDONESIA ERA 70'an
Quote:
PENGANTAR DARI TS
Bagi anda yang berusia 40 tahunan ke atas tentunya jadi saksi sejarah perjalanan musik Indonesia di dekade 70an. Tak banyak media hiburan kala itu, mendengarkan musik via radio maupun datang langsung menyaksikan artis pujaan mungkin menjadi salah satu penyalurannya. Terngiang-ngiang ditelinga alunan lagu-lagu yang didendangkan artis tenar Indonesia kala itu seperti Koes Plus, Titiek Puspa, The Mercys, Panbers dan yang lainnya. Begitu indah jika mengingat nostalgia tempoe doloe bagi mereka yang pernah secara langsung merasakannya.
Lantas bagaimana dengan generasi sekarang notabene bukan hidup pada zaman tersebut. Tentunya tidak perlu menyesali karena segala sesuatu masih ada solusinya. Dengan sering mendengarkan lagu 70an atau aktif membaca seputar informasi tentang musik tahun 70an anda pasti memiliki pengetahuan mumpuni dan merasakan bagaimana kondisi musik kala itu. Tak heran bagi kalangan tertentu maniak musik 70an begitu intens berburu piringan hitam, kaset atau barang yang berhubungan dengan musik 70an meski harus merogoh kocek yang tebal.
Di Indonesia tahun 1970an menjadi masa penting perkembangan musik pop Indonesia. Banyak solois dan band baru lahir di dekade ini. Rhoma Irama juga anak zaman yang populer pada dekade ini dengan musik dangdut yang kadang dibalut sound gitar ala Deep Purple. Nama-nama macam Koes Plus, Panbers, Dlloyd dan lain-lain begitu popular sehingga menjadi idola. Bagaimana gentre rock kala itu? Musik popular Indonesia dengan anak terlarangnya yaitu musik rock pada dekade 1970-an dalam catatan sejarah cukup memberikan pengaruh yang krusial bagi perkembangan musik Indonesia di masa yang akan. Tak ayal lagi hal itu terbukti dari perbincangan yang tidak akan ada hentinya apabila kita mengulas kembali denyut nadi perkembangan musik rock pada dekade tersebut.
Cikal bakal introduksi musik rock di Indonesia dirintis oleh The Rollies di pertengahan tahun 60an. Apalagi musik rock tengah berkibar di belahan dunia terutama di Amerika Serikat dan Inggris. Deep Purple, Rolling Stones, Lead Zeppelin, Jimy Hendrix dan banyak musisi rock kenamaan dunia memberikan pengaruh kuat terhadap music rock Indonesia. Banyak band yang membawakan lagu-lagu mereka atau lagu yang diciptakan punya kemiripan dalam musik. Seiring berjalan waktu perlahan-lahan mulai bermunculan band yang mengusung musik rock meski totalitas belum 100 % ke jalur rock sehingga perlu menyelipkan unsur pop bahkan pop melayu. Bisa dimaklumi karena musik rock belum bisa sepenuhnya diterima, demi sesuap nasi idealisme bermusik band-band rock sedikit ditolerir. Tak banyak band rock yang bisa menuai sukses, AKA/SAS, The Rollies, Giant Step, God Bless diantaranya yang mampu bertahan oleh gempuran musik Pop.
Meski tak banyak band rock Indonesia yang sukses dalam rekaman, namun sebagian besar menuai kesuksesan dalam setiap aksi panggungnya. Elu-elu, yel yel dan antusiasme penonton menjadi warna tersendiri bagi band rock meski terkadang melahirkan cemoohan apabila aksi panggung kurang prima. Akan tercatat dalam sejarah bahwa musik rock Indonesia tahun 70an memberikan kontribusi terhadap perkembangan musik Indonesia.
Sekedar mengingat kembali wara wiri band rock Indonesia era 70an, TS akan menyajikan kiprah mereka dalam trit di bawah ini. Semoga kita bisa menghargai akan pentingnya sejarah dan tidak melupakan dedikasi mereka terhadap music Indonesia.
Bagi anda yang berusia 40 tahunan ke atas tentunya jadi saksi sejarah perjalanan musik Indonesia di dekade 70an. Tak banyak media hiburan kala itu, mendengarkan musik via radio maupun datang langsung menyaksikan artis pujaan mungkin menjadi salah satu penyalurannya. Terngiang-ngiang ditelinga alunan lagu-lagu yang didendangkan artis tenar Indonesia kala itu seperti Koes Plus, Titiek Puspa, The Mercys, Panbers dan yang lainnya. Begitu indah jika mengingat nostalgia tempoe doloe bagi mereka yang pernah secara langsung merasakannya.
Lantas bagaimana dengan generasi sekarang notabene bukan hidup pada zaman tersebut. Tentunya tidak perlu menyesali karena segala sesuatu masih ada solusinya. Dengan sering mendengarkan lagu 70an atau aktif membaca seputar informasi tentang musik tahun 70an anda pasti memiliki pengetahuan mumpuni dan merasakan bagaimana kondisi musik kala itu. Tak heran bagi kalangan tertentu maniak musik 70an begitu intens berburu piringan hitam, kaset atau barang yang berhubungan dengan musik 70an meski harus merogoh kocek yang tebal.
Di Indonesia tahun 1970an menjadi masa penting perkembangan musik pop Indonesia. Banyak solois dan band baru lahir di dekade ini. Rhoma Irama juga anak zaman yang populer pada dekade ini dengan musik dangdut yang kadang dibalut sound gitar ala Deep Purple. Nama-nama macam Koes Plus, Panbers, Dlloyd dan lain-lain begitu popular sehingga menjadi idola. Bagaimana gentre rock kala itu? Musik popular Indonesia dengan anak terlarangnya yaitu musik rock pada dekade 1970-an dalam catatan sejarah cukup memberikan pengaruh yang krusial bagi perkembangan musik Indonesia di masa yang akan. Tak ayal lagi hal itu terbukti dari perbincangan yang tidak akan ada hentinya apabila kita mengulas kembali denyut nadi perkembangan musik rock pada dekade tersebut.
Cikal bakal introduksi musik rock di Indonesia dirintis oleh The Rollies di pertengahan tahun 60an. Apalagi musik rock tengah berkibar di belahan dunia terutama di Amerika Serikat dan Inggris. Deep Purple, Rolling Stones, Lead Zeppelin, Jimy Hendrix dan banyak musisi rock kenamaan dunia memberikan pengaruh kuat terhadap music rock Indonesia. Banyak band yang membawakan lagu-lagu mereka atau lagu yang diciptakan punya kemiripan dalam musik. Seiring berjalan waktu perlahan-lahan mulai bermunculan band yang mengusung musik rock meski totalitas belum 100 % ke jalur rock sehingga perlu menyelipkan unsur pop bahkan pop melayu. Bisa dimaklumi karena musik rock belum bisa sepenuhnya diterima, demi sesuap nasi idealisme bermusik band-band rock sedikit ditolerir. Tak banyak band rock yang bisa menuai sukses, AKA/SAS, The Rollies, Giant Step, God Bless diantaranya yang mampu bertahan oleh gempuran musik Pop.
Meski tak banyak band rock Indonesia yang sukses dalam rekaman, namun sebagian besar menuai kesuksesan dalam setiap aksi panggungnya. Elu-elu, yel yel dan antusiasme penonton menjadi warna tersendiri bagi band rock meski terkadang melahirkan cemoohan apabila aksi panggung kurang prima. Akan tercatat dalam sejarah bahwa musik rock Indonesia tahun 70an memberikan kontribusi terhadap perkembangan musik Indonesia.
Sekedar mengingat kembali wara wiri band rock Indonesia era 70an, TS akan menyajikan kiprah mereka dalam trit di bawah ini. Semoga kita bisa menghargai akan pentingnya sejarah dan tidak melupakan dedikasi mereka terhadap music Indonesia.
Quote:
Selamat membaca
Titipkan comment yang bermanfaat
JANGAN NGEJUNK !!
Titipkan comment yang bermanfaat
JANGAN NGEJUNK !!
Quote:
AKA
Quote:
Grup musik rock AKA (singkatan dari Apotik Kali Asin, apotek milik orang tua Ucok Harahap, tempat mereka bermarkas dan latihan) dibentuk di Surabaya pada 23 Mei 1967 dengan formasi awal: Ucok Harahap (keyboard/vokal utama), Syech Abidin (drum/vokal), Soenata Tanjung (guitar utama/vokal), Harris Sormin (guitar/vocal) dan Peter Wass (bass). Peter Wass digantikan oleh Lexy Rumagit karena cedera ketika granat yang disiapkan untuk aksi panggung grup rock Ogle Eyes di Lumajang tiba-tiba meledak dan melukainya. Sejak 1969, Lexy Rumagit digantikan oleh Arthur Kaunang. Yang patut dicatat, semua pemain bass AKA adalah pemain kidal.
Ciri khas dari grup rock ini adalah kerap membawakan lagu-lagu Led Zeppelin, Grand Funk Railroad, Deep Purple, dan Jimi Hendrix, notabene waktu itu memang digemari anak-anak muda. Karena aksi panggung yang heroic, AKA dikenal sebagai grup rock eksentrik. Tak hanya di panggung, AKA juga telah meluncurkan beberapa album. Pada album pertama mereka, Do What You Like (1970), terdapat lima lagu berbahasa Indonesia dan tiga lagu berbahasa Inggris (Do What You Like, I've Gotta Work It Out, dan Glenmore). Meski dibentuk di tahun 1967, AKA TS masukkan ke daftar band rock Indonesia tahun 70an karena mereka baru eksis di era 70an.
Ciri khas dari grup rock ini adalah kerap membawakan lagu-lagu Led Zeppelin, Grand Funk Railroad, Deep Purple, dan Jimi Hendrix, notabene waktu itu memang digemari anak-anak muda. Karena aksi panggung yang heroic, AKA dikenal sebagai grup rock eksentrik. Tak hanya di panggung, AKA juga telah meluncurkan beberapa album. Pada album pertama mereka, Do What You Like (1970), terdapat lima lagu berbahasa Indonesia dan tiga lagu berbahasa Inggris (Do What You Like, I've Gotta Work It Out, dan Glenmore). Meski dibentuk di tahun 1967, AKA TS masukkan ke daftar band rock Indonesia tahun 70an karena mereka baru eksis di era 70an.
DISKOGRAFI AKA
Spoiler for diskografi:
AKA Pop Melayu Vol.1
AKA Pop Jawa Vol.1
AKA Kasidah
Do What You Like (1970)
Reflections (1971)
Crazy Joe (1972)
Sky Rider (1973)
Cruel Side Of Suez War (1974)
Mr. Bulldog (1975)
Pucuk Kumati (1977)
AKA In Rock (1979)
The Best Of AKA (1979)
AKA 20 Golden Hits (1979)
Puber Kedua (1979)
Spoiler for album:
Spoiler for album:
Spoiler for album:
Spoiler for album:
Spoiler for album:
Spoiler for album:
Spoiler for album:
Spoiler for album:
Pucuk Kumati (1977)
Spoiler for album:
Spoiler for album:
The Best Of AKA (1979)
AKA 20 Golden Hits (1979)
Puber Kedua (1979)
Spoiler for album:
Quote:
SAS
Quote:
Sepeninggal Ucok yang lebih memilih jalur solo, AKA akhirnya memutuskan bubar. Tiga personil sisa, membentuk kelompok baru, SAS, yang merupakan kependekan dari nama depan mereka. SAS inilah yang kemudian melambungkan nama Sonata Tanjung, Artur Kaunang, dan Syeck Abidin sebagai senior rock. Perpaduan Artur Kaunang sebagai basis (meski tangannya kidal), Syech Abidin (dram), dan Sonata Tanjung (gitar), betul-betul mengagetkan komunitas rock di Indonesia.SAS merekam album pertamanya Baby Rock tahun 1976. Album ini menembus sampai Australia. Arthur memberi pengaruh yang kenal pada SAS sehingga grup tersebut lebih condong ke jenis musik cadas atau underground macam Led Zeppelin hingga Grand Funk.
Beberapa lagunya seperti Nirwana, Sansekerta, (1983) hingga Badai Bulan Desember, betul-betul menjadi "lagu wajib" musisi rok tahun 70-an. Padahal tahun itu, kompetitor SAS cukup banyak juga. SAS kemudian merekam beberapa album diantaranya Baby Rock (1976), Bad Shock (1976), Blue Sexy Lady (1977), Episode Jingga (1985), Sirkuit (1988) dan Metal Baja (1991). Sampai detik ini bulan ada kata bubar dari ketiga personilnya. Namun hanya Arthur Kaunang yang masih menggeluti musik. Sedangkan Syech Abidin dan Sunata Tanjung lebih memilih fokus ke dunia religious.
Beberapa lagunya seperti Nirwana, Sansekerta, (1983) hingga Badai Bulan Desember, betul-betul menjadi "lagu wajib" musisi rok tahun 70-an. Padahal tahun itu, kompetitor SAS cukup banyak juga. SAS kemudian merekam beberapa album diantaranya Baby Rock (1976), Bad Shock (1976), Blue Sexy Lady (1977), Episode Jingga (1985), Sirkuit (1988) dan Metal Baja (1991). Sampai detik ini bulan ada kata bubar dari ketiga personilnya. Namun hanya Arthur Kaunang yang masih menggeluti musik. Sedangkan Syech Abidin dan Sunata Tanjung lebih memilih fokus ke dunia religious.
#3
0
63.4K
Kutip
5K
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan