Deterjen adalah surfaktan, yang dapat dihasilkan dengan mudah dari petrokimia. Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air, pada dasarnya membuatnya lebih basah sehingga lebih mungkin untuk berinteraksi dengan minyak dan lemak. Deterjen modern mengandung lebih dari sekedar surfaktan. Produk pembersih juga mengandung enzim untuk mendegradasi protein berbasis noda, pemutih untuk penghilang warna noda dan menambah daya agen pembersih, dan pewarna biru untuk melawan penguningan.
Seperti sabun, deterjen memiliki rantai molekul hidrofobik atau rantai molekul yg tidak suka air dan komponen hidrofilik atau rantai molekul suka-air. Hidrokarbon hidrofobik yang ditolak oleh air, tapi ditarik oleh minyak dan lemak. Dengan kata lain berarti bahwa salah satu ujung molekul akan tertarik ke air, sementara sisi lain mengikat minyak. Air bersabun yang mengelilinginya (kotoran) memungkinkan sabun atau deterjen untuk menarik kotoran dari pakaian atau piring dan masuk ke dalam air bilasan untuk selanjutnya dapat dipisahkan
Deterjen modern dapat dibuat dari petrokimia atau oleokimia yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Alkali dan agen pengoksidasi adalah juga bahan kimia yang ditemukan dalam deterjen.
Tanpa mengurangi makna manfaat deterjen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari ada juga efek negatif dari deterjen
(menurut ane sih itu tergantung yang mamakainya...
)
bagi lingkungan :
Deterjent memiliki efek beracun dalam air. Semua deterjent menghancurkan lapisan eksternal lendir yang melindungi ikan dari bakteri dan parasit, selain itu detergent dapat menyebabkan kerusakan pada insang, serta mengurangi kemampuan perkembangbiakan organisme perairan
Deterjen juga memiliki andil besar dalam menurunkan kualitas air.
bagi manusia :
dapat menyebabkan permukaan kulit kasar, hilangnya kelembaban alami yamg ada pada permukan kulit
Quote:
Original Posted By bagusanggarda►ane masih nyari nih gan detergen yang ramah lingkungan gan,
belakangan ini ane suka sedih
dengan keadaan lingkungan di daerah ane (Kota Bekasi) lebih banyak sampah berserakan dijalanan, got, kali,dikebun kebun, yang paling paling ane miris itu gan sampah yang ada di sawah/ sungai gan, kenapa? karena sampah yang ada di sawah dan disungai itu salah satu faktor pendorong dari pangan kita, yang akan kita konsumsi suatu saat nanti, kalo liat kali yang warnanya item gelap kaya areng gitu ane sedih.
DIMANA PERHATIAN WALIKOTA ?
Quote:
Original Posted By faNco►nambahin gan, ane alumni kimia ipb, dulu pernah praktikum di lab kimia fisik, soal deterjen, hal pentingnya adalah critical micell concentration, jadi, konsentrasi optimum deterjen adalah rendah, sebelum jenuh, sederhananya, jika kebanyakan deterjen, maka tidak ada tempat untuk kotoran, sedikit deterjen sudah cukup. namun ini tidak terekspos ke masyarakat.
Quote:
Original Posted By k.budio►bahan dasar pembuatannya berbahaya gan... ane punya pengalaman pada saat praktek di sekolah dulu, kebetulan ane SMK jurusan kimia, jd ada praktek membuat produk
nah pada saat pencampuran, ada satu bahan ane lupa namanya, terbang krn tiupan angin dan masuk ketenggorokan ane, begitu ane batuk, keluar sedikit darah.
jd segala sesuatu yg berhubungan dengan produk dasar berbahan kimia, mempunya efek kurang baik apabila salah menggunakan, pinter2 memilih ya gan, jgn sampe merusak tangan ato kulit kita
Quote:
Original Posted By bocahcurug►Bantu nambahin dikit gan, kebetulan ane kerja di industri Detergent, pernah pegang di bagian RnD/QC/QA.
1. Busa memang tidak selalu berkorelasi terhadap daya cuci produk, tapi bukan berarti busa dikit juga quality products nya bagus., perlu diketahui busa itu dihasilkan.dari material surfactants (main material Detergent, biasanya surfactants yg dipake kategorinya anionic, contohnya LABSA, SLS), surfactants ini yg mempunyai fungsi buat ngebersihin kotoran, walaupun sebenarnya gak hanya surfactants saja yg bisa membersihkan
kalau untuk produk lokal, sebagian besar yang high quality memang yg high foam karena memang mindset orang kita busa banyak=bersih (ex: so*lin, ri*so), dan yang low foam sebagian.besar memang produk2 low grade (ex: Bo*m punya wi**s, w*w punya *29).
Tapi kalau kita lihat produk2 Detergent di china/japan trend produk mereka adalah low foam Detergent, tapi jangan disamakan sama Detergent low foam di Indonesia, karena walaupun low foam, daya cuci produknya high juga. Kok bisa??, bisa gan karena daya cuci Detergent itu gak melulu ditentukan dari seberapa banyak surfactants yg dipake, ada juga material lain yg fungsinya sama kaya surfactants (buat ngebersihin) tapi dia gak ngehasilin busa, material nya disebut material anti redeposisi. Nah products yg low foam tapi daya cuci nya tinggi ini biasanya kadar surfactants nya rendah (low foam) tapi dia pake dosis material anti redeposisi yg cukup tinggi buat naikin daya cuci nya.
setau ane orang china/jepang itu gak suka banyak busa karena boros di air sama issue lingkungan juga.
2. yang masalah panas di tangan, biasanya produk yg panas ditangani itu di produk nya kadar material soda (na carbonate) nya cukup tinggi, na carbonate ini kalau kebanyakan biasanya efek ke tangan bikin panas pas nyuci.
kenapa sih harus pake nya banyak?, na carbonate itu punya fungsi membersihkan juga,jadi semakin tinggi kadarnya daya cuci nya juga semakin naik. tapi si material.ini kalau dipake terlalu banyak bisa nimbulin panas tadi, dia juga punya efek nurunin busa gan. produk lokal yg kadar carbonate nya cukup tinggi itu contoh nya so*klin sama ri*so
saran ane kalau mau pilih Detergent pilih yg low foam tapi high detergency, biasanya Detergent matic yg spek nya kaya gini.