- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[Profesionalisme DPR] email resmi aja tidak punya
TS
sibagong
[Profesionalisme DPR] email resmi aja tidak punya
UPDATE THREAD!!!
Buat KOMISI VIII DPR
Nih Kelakuan Anggota DPR di pesawat pas pulang dari Australia
Bener2 Gak Ada Malunya kalau beneran kayak begini, udah di Australia ketangkep basah cuman mau jalan2; eh pulangnya dipesawat bukan introspeksi diri malah kelakuan kaya begini...
dari thread milik chUnkybAr
Video Legendaris bahwa anggota DPR Kita skrg memuakan...
[youtube]8dEjGOPfAqA&feature=youtu.be[/youtube]
STUDI KUNJUNGAN KERJA BAGI DPR = JALAN2 GRATIS
Buat KOMISI VIII DPR
Quote:
Nih Kelakuan Anggota DPR di pesawat pas pulang dari Australia
Bener2 Gak Ada Malunya kalau beneran kayak begini, udah di Australia ketangkep basah cuman mau jalan2; eh pulangnya dipesawat bukan introspeksi diri malah kelakuan kaya begini...
dari thread milik chUnkybAr
Quote:
Original Posted By chUnkybAr►gan ane nemuin ini di twitter..
katanya sih beliau salah satu kapten di pesawat yg di tumpangi anggota komisi viii D*R..
haadeuhh wakil rakyat kelakuan nya kok bgini ya..
malu2in negara aja...
jadi ini nih contoh orang2 yg minta dibangun kantor baru..
bisanya cuma makan uang rakyat!!!
TS ga nolak dikasih
katanya sih beliau salah satu kapten di pesawat yg di tumpangi anggota komisi viii D*R..
haadeuhh wakil rakyat kelakuan nya kok bgini ya..
malu2in negara aja...
jadi ini nih contoh orang2 yg minta dibangun kantor baru..
bisanya cuma makan uang rakyat!!!
TS ga nolak dikasih
Quote:
Video Legendaris bahwa anggota DPR Kita skrg memuakan...
[youtube]8dEjGOPfAqA&feature=youtu.be[/youtube]
Quote:
STUDI KUNJUNGAN KERJA BAGI DPR = JALAN2 GRATIS
Quote:
ORIGINAL THREAD
Laporan Dialog Antara Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia dengan Komisi VIII DPR-RI di Melbourne
HL | 03 May 2011 | 06:14 982 18
\t\t
\t
________________________________________
Tulisan ini ditulis oleh rekan saya, Teguh Iskanto ketika menghadiri dialog antara Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) dengan Komisi VIII DPR-RI di Ruang Bhinneka Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Melbourne pada tanggal 30 April 2011, Pukul 20.00 waktu setempat.
Pembuka:
Setelah bertahun-tahun menjadi WNI akhirnya kesampaian juga saya mendapat kesempatan untuk dapat bertatap muka dan berdiskusi dengan para wakil rakyat. Terlebih tidak terasa sudah 9 tahun 10 bulan saya meninggalkan Indonesia, dan mungkin kesempatan ini adalah satu-satunya kesempatan bagi saya untuk bisa bertemu & bertatap muka langsung dengan para pejabat negara.
Setelah terburu-buru nyupir karena takut terlambat, akhirnya saya beserta istri sampai juga di KJRI sekitar pukul 18:15 AEST, walhasil sesampainya di KJRI terlihat jelas pihak konsulat sudah mempersiapkan acara dengan matang. Makanan, kursi-kursi tamu beserta meja panelis untuk pembicara, semua sudah disiapkan dengan rapi. Waktu sudah menunjukan pukul 18:19 tapi belum juga terlihat tanda-tanda kedatangan para tamu yang terhormat, padahal di dalam undangan tertulis acara akan dimulai pukul 18:00.
Menunggu sang tamu datang :
Sambil menunggu akhirnya saya menggunakan waktu yang ada untuk sholat maghrib, bercengkerama & beramah tamah dengan kawan-kawan. Di bagian depan terlihat banyak kamera & video dari beberapa media komunitas Indonesia di Melbourne. Berikut ada juga perwakilan Radio ABC Australia yang datang untuk meliput. Sementara beberapa kawan-kawan dari PPIA sudah siap dengan siaran internet radio langsung yang di sebarkan ke seluruh dunia via PPI Internasional, semua alat-alat sudah diset & disiapkan.
Seputar berita-berita negatif yang ada di Internet tentang rencana studi banding anggota dewan, saya sebelumnya juga sudah diingatkan oleh istri dan seorang kawan untuk tidak menghakimi para anggota dewan. Berikan mereka kesempatan utk menjelaskan alasan mereka, dan jangan pojokan mereka, mungkin ada sesuatu yg kita tidak tahu , begitu saran yang saya dapatkan dan sayapun setuju untuk menjadi lebih netral dan objektif, lagi pula who are we to judge people anyway
Suasana di Konsulat Jenderal RI sesaat sebelum dialog dimulai. Courtesy of Dirgayuza Setiawan.
Akhirnya sang tamu datang juga :
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya sang tamu yang di tunggu-tunggu datang juga, secara persis saya tidak melihat jam mungkin sekitar jam 18:50-19:00. Semua hadirin tampak antusias dan tidak terasa suasana ruangan Bhinneka di KJRI Melbourne menjadi tampak hidup karena semua orang mulai terlihat antusias. Beberapa anggota dewan bahkan ada yang mulai memperkenalkan diri secara pribadi & menyapa para hadirin satu persatu. Beberapa juga ada yang beramah tamah dengan staf KJRI. Setelah beramah tamah sekitar 5-10 menit, staff KJRI mengumumkan untuk memulai acara dengan hidangan makan malam terlebih dahulu. Pada mulanya saya sempat berpikir, wah ini sepertinya strategi dari KJRI untuk meredam pertanyaan pertanyaan dari para hadirin, dengan membuat mereka kenyang dan mengantuk setelah makan he he he
Rombongan Anggota Komisi VIII DPR-RI di KBRi Canberra. Sumber: [url]www.kemlu.go.id[/url]
Acara Dimulai :
Setelah menikmati santap malam, akhirnya acara dibuka oleh Acting Consul General, Bapak Hadisapto Pambrastoro mewakili KJRI Melbourne. Bapak Hadi mencoba memaparkan komposisi masyarakat Indonesia di Melbourne, yang lebih dari 50% umumnya diisi oleh pelajar.
Sebelumnya juga hadirin diingatkan bahwa acara tanya jawab hanya akan dibatasi sampai pukul 21:00 mengingat jadwal kesibukan anggota tim komisi VIII keesokan harinya (which is private dinner bersama staff Konsulat jenderal RI. Kayak gini dibilang sibuk?).
Sementara dari pihak komisi VIII diwakili oleh juru bicaranya Bapak Abdul Kadir Karding (PKB), beliau memperkenalkan anggota tim studi banding satu persatu dengan komposisi 7 orang anggota duduk di meja panelis yang terdiri dari perwakilan
PDI-P (Ina Ammania),
GOLKAR (Drs. H. Zulkarnaen Djabar),
PKS (Ahmad Zainuddin, LC),
PKB (H. Abdul Kadir Karding, SPI - Ketua Rombongan & Pembicara),
GOLKAR (Dra. Hj. Chairun Nisa, MA),
Hanura (Dra. Hj. Soemintarsih Muntoro, M.Si), dan
Demokrat (Dra. Hj. Ratu Siti Romlah, M.Ag).
Jumlah total keseluruhan anggota komisi VIII yang datang pada studi banding kali ini sekitar 11 orang.
Beliau juga mencoba memaparkan, bidang kerja komisi VIII yang umumnya berkonsentrasi di bidang :
\tKeagamaan ( mencakup didalamnya adalah : agama, pendidikan agama, masalah ahmadiyah, pluralisme & terorisme)
\tPenanggulangan bencana
\tPemberdayaan perempuan & perlindungan anak
\tKementerian sosial (diantaranya : masalah sosial, lansia, kemiskinan, orang cacat & anak jalanan)
Di salah satu kesempatan beliau juga menjelaskan tujuan kedatangan ke Australia adalah untuk belajar mengenai upaya penanggulangan kemiskinan, diantaranya adalah menyusun konsep rancangan untuk :
\tRUU Fakir Miskin
\tRUU Kebebasan & Perlindungan beragama
\tRUU ZIS (Zakat Infaq Shadaqah) - pengurangan pajak thd donasi
\tRUU Jaminan produk halal
\tRUU Keadilan dan kesetaraan gender
\tRUU Pendidikan yang dikelola masyarakat swasta
Beliau juga menjelaskan mengapa Australia adalah negara yang dituju :
\tLebih dekat dibanding negara-negara lain ( sehingga bisa mengurangi biaya )
\tAustralia memiliki sistem jaminan sosial yang terstruktur dan mapan kalau meminjam kata-katanya Bpk Karding : Sistem yg luar biasa
\tSalah satu negara yang sukses menerapkan prinsip multikulturalisme sampai pada tingkat pendidikan anak-anak.
Ketua Rombongan Komisi VIII, Bapak Abdul Kadir Karding memperkenalkan diri dan rombongan. Courtesy of: Dirgayuza Setiawan.
Laporan Dialog Antara Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia dengan Komisi VIII DPR-RI di Melbourne
HL | 03 May 2011 | 06:14 982 18
\t\t
\t
________________________________________
Tulisan ini ditulis oleh rekan saya, Teguh Iskanto ketika menghadiri dialog antara Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) dengan Komisi VIII DPR-RI di Ruang Bhinneka Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Melbourne pada tanggal 30 April 2011, Pukul 20.00 waktu setempat.
Pembuka:
Setelah bertahun-tahun menjadi WNI akhirnya kesampaian juga saya mendapat kesempatan untuk dapat bertatap muka dan berdiskusi dengan para wakil rakyat. Terlebih tidak terasa sudah 9 tahun 10 bulan saya meninggalkan Indonesia, dan mungkin kesempatan ini adalah satu-satunya kesempatan bagi saya untuk bisa bertemu & bertatap muka langsung dengan para pejabat negara.
Setelah terburu-buru nyupir karena takut terlambat, akhirnya saya beserta istri sampai juga di KJRI sekitar pukul 18:15 AEST, walhasil sesampainya di KJRI terlihat jelas pihak konsulat sudah mempersiapkan acara dengan matang. Makanan, kursi-kursi tamu beserta meja panelis untuk pembicara, semua sudah disiapkan dengan rapi. Waktu sudah menunjukan pukul 18:19 tapi belum juga terlihat tanda-tanda kedatangan para tamu yang terhormat, padahal di dalam undangan tertulis acara akan dimulai pukul 18:00.
Menunggu sang tamu datang :
Sambil menunggu akhirnya saya menggunakan waktu yang ada untuk sholat maghrib, bercengkerama & beramah tamah dengan kawan-kawan. Di bagian depan terlihat banyak kamera & video dari beberapa media komunitas Indonesia di Melbourne. Berikut ada juga perwakilan Radio ABC Australia yang datang untuk meliput. Sementara beberapa kawan-kawan dari PPIA sudah siap dengan siaran internet radio langsung yang di sebarkan ke seluruh dunia via PPI Internasional, semua alat-alat sudah diset & disiapkan.
Seputar berita-berita negatif yang ada di Internet tentang rencana studi banding anggota dewan, saya sebelumnya juga sudah diingatkan oleh istri dan seorang kawan untuk tidak menghakimi para anggota dewan. Berikan mereka kesempatan utk menjelaskan alasan mereka, dan jangan pojokan mereka, mungkin ada sesuatu yg kita tidak tahu , begitu saran yang saya dapatkan dan sayapun setuju untuk menjadi lebih netral dan objektif, lagi pula who are we to judge people anyway
Suasana di Konsulat Jenderal RI sesaat sebelum dialog dimulai. Courtesy of Dirgayuza Setiawan.
Akhirnya sang tamu datang juga :
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya sang tamu yang di tunggu-tunggu datang juga, secara persis saya tidak melihat jam mungkin sekitar jam 18:50-19:00. Semua hadirin tampak antusias dan tidak terasa suasana ruangan Bhinneka di KJRI Melbourne menjadi tampak hidup karena semua orang mulai terlihat antusias. Beberapa anggota dewan bahkan ada yang mulai memperkenalkan diri secara pribadi & menyapa para hadirin satu persatu. Beberapa juga ada yang beramah tamah dengan staf KJRI. Setelah beramah tamah sekitar 5-10 menit, staff KJRI mengumumkan untuk memulai acara dengan hidangan makan malam terlebih dahulu. Pada mulanya saya sempat berpikir, wah ini sepertinya strategi dari KJRI untuk meredam pertanyaan pertanyaan dari para hadirin, dengan membuat mereka kenyang dan mengantuk setelah makan he he he
Rombongan Anggota Komisi VIII DPR-RI di KBRi Canberra. Sumber: [url]www.kemlu.go.id[/url]
Acara Dimulai :
Setelah menikmati santap malam, akhirnya acara dibuka oleh Acting Consul General, Bapak Hadisapto Pambrastoro mewakili KJRI Melbourne. Bapak Hadi mencoba memaparkan komposisi masyarakat Indonesia di Melbourne, yang lebih dari 50% umumnya diisi oleh pelajar.
Sebelumnya juga hadirin diingatkan bahwa acara tanya jawab hanya akan dibatasi sampai pukul 21:00 mengingat jadwal kesibukan anggota tim komisi VIII keesokan harinya (which is private dinner bersama staff Konsulat jenderal RI. Kayak gini dibilang sibuk?).
Sementara dari pihak komisi VIII diwakili oleh juru bicaranya Bapak Abdul Kadir Karding (PKB), beliau memperkenalkan anggota tim studi banding satu persatu dengan komposisi 7 orang anggota duduk di meja panelis yang terdiri dari perwakilan
PDI-P (Ina Ammania),
GOLKAR (Drs. H. Zulkarnaen Djabar),
PKS (Ahmad Zainuddin, LC),
PKB (H. Abdul Kadir Karding, SPI - Ketua Rombongan & Pembicara),
GOLKAR (Dra. Hj. Chairun Nisa, MA),
Hanura (Dra. Hj. Soemintarsih Muntoro, M.Si), dan
Demokrat (Dra. Hj. Ratu Siti Romlah, M.Ag).
Jumlah total keseluruhan anggota komisi VIII yang datang pada studi banding kali ini sekitar 11 orang.
Beliau juga mencoba memaparkan, bidang kerja komisi VIII yang umumnya berkonsentrasi di bidang :
\tKeagamaan ( mencakup didalamnya adalah : agama, pendidikan agama, masalah ahmadiyah, pluralisme & terorisme)
\tPenanggulangan bencana
\tPemberdayaan perempuan & perlindungan anak
\tKementerian sosial (diantaranya : masalah sosial, lansia, kemiskinan, orang cacat & anak jalanan)
Di salah satu kesempatan beliau juga menjelaskan tujuan kedatangan ke Australia adalah untuk belajar mengenai upaya penanggulangan kemiskinan, diantaranya adalah menyusun konsep rancangan untuk :
\tRUU Fakir Miskin
\tRUU Kebebasan & Perlindungan beragama
\tRUU ZIS (Zakat Infaq Shadaqah) - pengurangan pajak thd donasi
\tRUU Jaminan produk halal
\tRUU Keadilan dan kesetaraan gender
\tRUU Pendidikan yang dikelola masyarakat swasta
Beliau juga menjelaskan mengapa Australia adalah negara yang dituju :
\tLebih dekat dibanding negara-negara lain ( sehingga bisa mengurangi biaya )
\tAustralia memiliki sistem jaminan sosial yang terstruktur dan mapan kalau meminjam kata-katanya Bpk Karding : Sistem yg luar biasa
\tSalah satu negara yang sukses menerapkan prinsip multikulturalisme sampai pada tingkat pendidikan anak-anak.
Ketua Rombongan Komisi VIII, Bapak Abdul Kadir Karding memperkenalkan diri dan rombongan. Courtesy of: Dirgayuza Setiawan.
Polling
0 suara
Apakah Anggota DPR kita profesional?
0
273.3K
Kutip
8.9K
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan