- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kronologis Keributan SMA 6 VS Wartawan Versi Pelajar [Gambar & Saksi Asli Gan] - Part 1
TS
Cavallini
Kronologis Keributan SMA 6 VS Wartawan Versi Pelajar [Gambar & Saksi Asli Gan] - Part 1
[quote=]semua yang saya tuliskan merupakan opini. Opini ini juga dituliskan berdasarkan apa yang saya lihat pada siang hari tadi, dan juga apa yang saya dengar dari sumber yang saya percayai.
Senin, 19 September 2011 - siang ini, seusai saya dan teman-teman saya melaksanakan Ujian Awal Semester hari ketiga, peristiwa bentrok antara lembaga pendidikan SMAN 6 Mahakam dan wartawan pun terjadi.
saya merupakan siswa SMAN 6 Mahakam kelas XII. hanya seorang murid biasa, tidak teladan, tidak pintar, bukan anak emas. jauh dari semua itu.
namun saya juga bukan sampah yang tidak mengetahui posisi saya.
semua ini dimulai ketika SMAN 6 Mahakam dan SMAN 70 Bulungan tawuran pada hari Jum'at lalu. seorang wartawan yang merasa kekurangan gambar tawuran tersebut menuju ke gerbang SMAN 6 Mahakam untuk mengambil beberapa gambar. tentu saja beberapa murid yang merasa terancam tersulut emosinya dan merampas kaset dari wartawan tersebut.
Pagi ini para wartawan datang untuk meminta pertanggung jawaban dari Kepala Sekolah. menurut beberapa guru SMAN 6 Mahakam, wartawan tersebut sudah bertemu dengan Ibu Kadarwati selaku Kepala Sekolah sebanyak tiga kali.
Siang ini saya melihat beberapa peristiwa. Pada awalnya saya belum memedulikan kehadiran wartawan pada siang hari itu, "Yah, namanya juga wartawan", saya pikir. namun semua itu berubah ketika beberapa kericuhan kecil terjadi. saya bergegas menuju gerbang. tidak seperti hari lainnya, gerbang itu tergembok dari dalam. mengurung kami semua. mengurung kami dalam keamanan dan keselamatan.
"Turun kau dari sana!", teriak seorang guru Kimia. Ia menatap ke langit-langit, ke atap gedung SMAN 6 Mahakam, atap Pos Satpam. seorang wartawan memanjat gedung sekolah saya, mengotorinya dengan sepatunya. ia menginjak sekolah saya, tempat saya meraih pendidikan selama 2 tahun terakhir. "Woi, ngapain lo di sana!" teriak saya kepada wartawan itu. "Turun! Apa-apaan kamu!", "Tunjukkan etikamu!" teriak warga kantin dan guru-guru. tapi semua teriakkan itu hanya dibalas dengan ancaman oleh wartawan itu, "Jangan bicara soal etika kepada saya!", "Awas kamu, saya bisa menuntut!" sambil menunjuk-nunjuk ke arah saya dan orang-orang yang berada di bawah.
"Kerja wartawan dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers". Bagaimana dengan hak kami? hak ketenangan kami, hak kami mengenyam pendidikan. kami membela sekolah kami. kenyamanan dan keamanan kami dinganggu oleh seonggok wartawan yang menjaga "harga diri". tidakkah kamu akan melakukan hal yang sama terhadap sekolahmu? dimana kamu mendapatkan kenangan dan dasar pendidikan yang kamu raih. tempat dimana kamu belajar untuk menggapai cita-citamu. tempat dimana kamu belajar untuk menjadi wartawan.
Manusia merasa hebat akan keperkasaannya, namun enggan hilang dalam rasa malu.
Beberapa saat setelah peristiwa naiknya wartawan tersebut, orang-orang yang ingin keluar/masuk gerbang SMAN 6 dikepung oleh wartawan. beberapa teman seangkatan saya berjalan menuju sekolah dari arah Taman untuk mengambil motor dan pergi dari tempat kejadian. namun, pada saat ia baru saja keluar dari gerbang bersama motornya, wartawan mulai mengepungnya (mungkin ingin mengambil gambar), namun dari kepungan itu muncul satu pukulan, dua pukulan. ricuh. "Itu teman saya!", teriak teman-teman saya dari dalam gerbang, "Bu! tolonginin dia, Bu!". "Anakku! Anakku!" teriak Ibu Husni, guru Fisika saya ketika saya kelas X. Ibu Husni merupakan guru yang sangat peduli dengan anak didiknya. walaupun terkadang ia berbeda pendapat dengan kami semua, namun ia tetap guru yang melindungi kami. lalu, teman saya menjatuhkan motornya, melindungi dirinya dan masuk kembali ke dalam Mahakam.
setelah itu muncul beberapa kericuhan kecil lagi. kamera tertuju pada gerbang kami dan meliput kami semua. banyak dari para wartawan yang memprovokasi para guru. caranya dengan bertanya dengan nada menjengkelkan dan terus menerus tentang "anak didik". "Bagaimana ini pak anak didiknya?", "Tolong itu anak didiknya diajarkan sopan santun!". bahkan kabarnya seorang guru BK dilemparkan mangkuk soto ayam oleh wartawan ketika ia berusaha melerai.
tidak lama dari itu saya pulang ke rumah. memantau kejadian melalui internet.
kejadian terbaru yang saya dapatkan merupakan : polisi melepaskan tembakan peringatan. Namun, tembakan peringatan tersebut tak digubris kedua pihak. Kericuhan pun semakin menjadi saat ada seorang anak SMA yang ditemukan bersimbah darah di depan SMA 6
SUMBER[/quote]
Foto Wartawan yg lagi naik di atas salah satu bangunan gan :
Video :
Keributan kemarin bener2 menyedot perhatian banyak orang termasuk ane sendiri, berbagai macem berita beredar di tv,koran majalah sampe kaskus tercinta kita ini
ane sendiri juga ngikutin kasus ini, semua berita intinya sama menceritakan kronologis kejadian sampai terjadinya keributan dr sudut pandang wartawan.
ane yg bukan tipe yg lgsg percaya mulai melakukan kroscek & akhirnya nemu sumber dr narasumber yg mjsd saksi lgsg & ada di TKP waktu itu
Intinya dr kemarin ane liat semua berita selalu menyudutkan pelajar tanpa memberikan kesaksian dr pelajarnya sendiri.
sangat tidak adil bukan kalo dlm kasus ini kita cuma melihat tanggapan dr satu pihak aja tanpa melihat pihak lain ????????
btw ane bukanlah anak SMA 6, alumni ato orang yg berhubungan dgn sekolah & para siswa & pihak2 terkait
ane sendiri adalah lulusan SMA Swasta di Jakarta Pusat (Jakpus-Mahakam jauh gan )
alasan ane membuat trit ini hanyalah sbg benuk kepedulian ane sbg seorang warga negara yg kritis & peduli thd masy khususnya generasi muda
ane cuma mau memberikan klarifikasi dr berita2 di media yg terkesan tidak netral & sbg bentuk penyeimbang serta utk memperjelas apa yg sebenarnya terjadi
Bagi yg senang tolong kasih ane agar semua bisa melihat berita ini, ato kalo yg mw besedekah ane jg gk nolak
kalo ada kesalahan jangan kasih ane ane disini murni hanya pihak netral yg ingin memberi berita
Senin, 19 September 2011 - siang ini, seusai saya dan teman-teman saya melaksanakan Ujian Awal Semester hari ketiga, peristiwa bentrok antara lembaga pendidikan SMAN 6 Mahakam dan wartawan pun terjadi.
saya merupakan siswa SMAN 6 Mahakam kelas XII. hanya seorang murid biasa, tidak teladan, tidak pintar, bukan anak emas. jauh dari semua itu.
namun saya juga bukan sampah yang tidak mengetahui posisi saya.
semua ini dimulai ketika SMAN 6 Mahakam dan SMAN 70 Bulungan tawuran pada hari Jum'at lalu. seorang wartawan yang merasa kekurangan gambar tawuran tersebut menuju ke gerbang SMAN 6 Mahakam untuk mengambil beberapa gambar. tentu saja beberapa murid yang merasa terancam tersulut emosinya dan merampas kaset dari wartawan tersebut.
Pagi ini para wartawan datang untuk meminta pertanggung jawaban dari Kepala Sekolah. menurut beberapa guru SMAN 6 Mahakam, wartawan tersebut sudah bertemu dengan Ibu Kadarwati selaku Kepala Sekolah sebanyak tiga kali.
Siang ini saya melihat beberapa peristiwa. Pada awalnya saya belum memedulikan kehadiran wartawan pada siang hari itu, "Yah, namanya juga wartawan", saya pikir. namun semua itu berubah ketika beberapa kericuhan kecil terjadi. saya bergegas menuju gerbang. tidak seperti hari lainnya, gerbang itu tergembok dari dalam. mengurung kami semua. mengurung kami dalam keamanan dan keselamatan.
"Turun kau dari sana!", teriak seorang guru Kimia. Ia menatap ke langit-langit, ke atap gedung SMAN 6 Mahakam, atap Pos Satpam. seorang wartawan memanjat gedung sekolah saya, mengotorinya dengan sepatunya. ia menginjak sekolah saya, tempat saya meraih pendidikan selama 2 tahun terakhir. "Woi, ngapain lo di sana!" teriak saya kepada wartawan itu. "Turun! Apa-apaan kamu!", "Tunjukkan etikamu!" teriak warga kantin dan guru-guru. tapi semua teriakkan itu hanya dibalas dengan ancaman oleh wartawan itu, "Jangan bicara soal etika kepada saya!", "Awas kamu, saya bisa menuntut!" sambil menunjuk-nunjuk ke arah saya dan orang-orang yang berada di bawah.
"Kerja wartawan dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers". Bagaimana dengan hak kami? hak ketenangan kami, hak kami mengenyam pendidikan. kami membela sekolah kami. kenyamanan dan keamanan kami dinganggu oleh seonggok wartawan yang menjaga "harga diri". tidakkah kamu akan melakukan hal yang sama terhadap sekolahmu? dimana kamu mendapatkan kenangan dan dasar pendidikan yang kamu raih. tempat dimana kamu belajar untuk menggapai cita-citamu. tempat dimana kamu belajar untuk menjadi wartawan.
Manusia merasa hebat akan keperkasaannya, namun enggan hilang dalam rasa malu.
Beberapa saat setelah peristiwa naiknya wartawan tersebut, orang-orang yang ingin keluar/masuk gerbang SMAN 6 dikepung oleh wartawan. beberapa teman seangkatan saya berjalan menuju sekolah dari arah Taman untuk mengambil motor dan pergi dari tempat kejadian. namun, pada saat ia baru saja keluar dari gerbang bersama motornya, wartawan mulai mengepungnya (mungkin ingin mengambil gambar), namun dari kepungan itu muncul satu pukulan, dua pukulan. ricuh. "Itu teman saya!", teriak teman-teman saya dari dalam gerbang, "Bu! tolonginin dia, Bu!". "Anakku! Anakku!" teriak Ibu Husni, guru Fisika saya ketika saya kelas X. Ibu Husni merupakan guru yang sangat peduli dengan anak didiknya. walaupun terkadang ia berbeda pendapat dengan kami semua, namun ia tetap guru yang melindungi kami. lalu, teman saya menjatuhkan motornya, melindungi dirinya dan masuk kembali ke dalam Mahakam.
setelah itu muncul beberapa kericuhan kecil lagi. kamera tertuju pada gerbang kami dan meliput kami semua. banyak dari para wartawan yang memprovokasi para guru. caranya dengan bertanya dengan nada menjengkelkan dan terus menerus tentang "anak didik". "Bagaimana ini pak anak didiknya?", "Tolong itu anak didiknya diajarkan sopan santun!". bahkan kabarnya seorang guru BK dilemparkan mangkuk soto ayam oleh wartawan ketika ia berusaha melerai.
tidak lama dari itu saya pulang ke rumah. memantau kejadian melalui internet.
kejadian terbaru yang saya dapatkan merupakan : polisi melepaskan tembakan peringatan. Namun, tembakan peringatan tersebut tak digubris kedua pihak. Kericuhan pun semakin menjadi saat ada seorang anak SMA yang ditemukan bersimbah darah di depan SMA 6
SUMBER[/quote]
Foto Wartawan yg lagi naik di atas salah satu bangunan gan :
Spoiler for :
Video :
Spoiler for :
Keributan kemarin bener2 menyedot perhatian banyak orang termasuk ane sendiri, berbagai macem berita beredar di tv,koran majalah sampe kaskus tercinta kita ini
ane sendiri juga ngikutin kasus ini, semua berita intinya sama menceritakan kronologis kejadian sampai terjadinya keributan dr sudut pandang wartawan.
ane yg bukan tipe yg lgsg percaya mulai melakukan kroscek & akhirnya nemu sumber dr narasumber yg mjsd saksi lgsg & ada di TKP waktu itu
Intinya dr kemarin ane liat semua berita selalu menyudutkan pelajar tanpa memberikan kesaksian dr pelajarnya sendiri.
sangat tidak adil bukan kalo dlm kasus ini kita cuma melihat tanggapan dr satu pihak aja tanpa melihat pihak lain ????????
btw ane bukanlah anak SMA 6, alumni ato orang yg berhubungan dgn sekolah & para siswa & pihak2 terkait
ane sendiri adalah lulusan SMA Swasta di Jakarta Pusat (Jakpus-Mahakam jauh gan )
alasan ane membuat trit ini hanyalah sbg benuk kepedulian ane sbg seorang warga negara yg kritis & peduli thd masy khususnya generasi muda
ane cuma mau memberikan klarifikasi dr berita2 di media yg terkesan tidak netral & sbg bentuk penyeimbang serta utk memperjelas apa yg sebenarnya terjadi
Bagi yg senang tolong kasih ane agar semua bisa melihat berita ini, ato kalo yg mw besedekah ane jg gk nolak
kalo ada kesalahan jangan kasih ane ane disini murni hanya pihak netral yg ingin memberi berita
0
99.9K
10K
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan