- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kisah Mbah Saimin, Digigit Ular Justru Si Ular yang Mati
TS
punkq21
Kisah Mbah Saimin, Digigit Ular Justru Si Ular yang Mati
Quote:
Quote:
Ada sedikit kisah unik dari Mbah Saimin. Dia memiliki kekebalan terhadap racun binatang
berbisa. Ular atau binatang berbisa yang menggigit atau menyengat pria yang diperkirakan berusia lebih seabad ini akan bernasib buruk.
"Serius ini, ularnya justru yang mati," kata Samidi (60), salah warga setempat sekaligus pemilik lahan yang ditempati Saimin, pada detiksurabaya.com, Jumat (29/4/2011).
Samidi mengaku tidak tahu kenapa hewan berbisa itu mati setelah menggigit Mbah Samin. "Digigit anjing liar juga tidak apa-apa. Tuhan memang maha adil," ujarnya.
Mbah Saimin adalah pria cacat fisik dan tinggal dibekas bangunan kamar mandi. Meski
begitu, Mbah Saimin, warga Dusun Kaliboyo, Desa Keradenan, Kecamatan Purwoharjo,
Banyuwangi ini tetap tegar dengan kehiudpan yang ia jalani.
Dia tidak pernah pernah memelas atau mengemis untuk memenuhi rasa laparnya. Mbah Saimin akan makan bila ada kiriman nasi dari warga atau Samidi.
Mbah Saimin rela mengganjal rasa lapar dengan air. Uniknya, Saimin tak memilih air. Air
diwadah kotor pun tak segan ia minum. Seperti air bekas untuk mencucui piring, atau air
yang ditampung di botolnya yang dipenuhi lumut.
Saimin, lanjut Samidi, juga memiliki keunikan lainnya. Di waktu malam, Saimin kerap
nembang Jawa (macopat), bercerita layaknya dalang wayang kulit hingga hari menjelang
pagi. Seolah menikmati dan ingin mengusir rasa sepi yang menyergapnya.
Lantas apa sebenarnya alasan Saimin memilih hidup dibekas kamar mandi rumah majikannya sejak delapan tahun silam ini? Kakek yang mengaku pernah dipaksa oleh Jepang untuk menjadi tentara PETA ini, menjawab dengan singkat.
"Wes kadung mancep jeru ning kene (Sudah terlanjur lama disini)," jawab Mbah Saimin singkat, dengan bahasa Jawa.
berbisa. Ular atau binatang berbisa yang menggigit atau menyengat pria yang diperkirakan berusia lebih seabad ini akan bernasib buruk.
"Serius ini, ularnya justru yang mati," kata Samidi (60), salah warga setempat sekaligus pemilik lahan yang ditempati Saimin, pada detiksurabaya.com, Jumat (29/4/2011).
Samidi mengaku tidak tahu kenapa hewan berbisa itu mati setelah menggigit Mbah Samin. "Digigit anjing liar juga tidak apa-apa. Tuhan memang maha adil," ujarnya.
Mbah Saimin adalah pria cacat fisik dan tinggal dibekas bangunan kamar mandi. Meski
begitu, Mbah Saimin, warga Dusun Kaliboyo, Desa Keradenan, Kecamatan Purwoharjo,
Banyuwangi ini tetap tegar dengan kehiudpan yang ia jalani.
Dia tidak pernah pernah memelas atau mengemis untuk memenuhi rasa laparnya. Mbah Saimin akan makan bila ada kiriman nasi dari warga atau Samidi.
Mbah Saimin rela mengganjal rasa lapar dengan air. Uniknya, Saimin tak memilih air. Air
diwadah kotor pun tak segan ia minum. Seperti air bekas untuk mencucui piring, atau air
yang ditampung di botolnya yang dipenuhi lumut.
Saimin, lanjut Samidi, juga memiliki keunikan lainnya. Di waktu malam, Saimin kerap
nembang Jawa (macopat), bercerita layaknya dalang wayang kulit hingga hari menjelang
pagi. Seolah menikmati dan ingin mengusir rasa sepi yang menyergapnya.
Lantas apa sebenarnya alasan Saimin memilih hidup dibekas kamar mandi rumah majikannya sejak delapan tahun silam ini? Kakek yang mengaku pernah dipaksa oleh Jepang untuk menjadi tentara PETA ini, menjawab dengan singkat.
"Wes kadung mancep jeru ning kene (Sudah terlanjur lama disini)," jawab Mbah Saimin singkat, dengan bahasa Jawa.
ARTIKEL TERKAIT LAINNYA:
Kisah Mbah Saimin Manula yang Hidup Sebatang Kara Dibekas Kamar Mandi
Quote:
Tak terbayang bagaimana rasanya hidup sebatang kara, cacat fisik dan tinggal dibekas bangunan kamar mandi. Namun itulah yang dijalani Mbah Saimin, warga Dusun Kaliboyo, Desa Keradenan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi.
Prihatin sekaligus menyedihkan, melihat Mbah Saimin menjalani kehidupannya. Gubuk tempat tinggalnya terletak di tengah ladang milik warga setempat. Karena bekas kamar mandi, di dalamnya terdapat bak penampung air sedalam setengah meter.
Bak tersebut dimanfaatkan oleh pemilik lahan untuk menyimpan alat-alat pertanian. Hanya ada lantai selebar badan orang dewasa sebagai ruang. Lantai itulah yang dimanfaatkan Mbah Saimin untuk melepas lelah setelah beraktifitas.
Itupun, kakek yang usianya diperkirakan lebih seabad ini, harus berbagi dengan tumpukan karung pupuk bekas.
Dikala hari mulai berganti, Mbah Saimin hanya berteman dengan gelapnya malam. Digubuknya tak ada listrik atau sekedar lampu tempel sebagai penerangan. Jika hujan turun, air akan masuk melalui celah-celah atap genteng yang lapuk.
Secara materi tak satu pun harta benda berharga yang ada. Hanya beberapa lembar pakaian yang sudah kumal dan kusam. Rata-rata sudah sobek. Celana yang dipakainya pun tak pernah berganti. Sepertinya celana itu memang satu-satunya yang dimiliki.
Hartanya yang paling berharga hanyalah ingatannya yang masih kuat. Serta tubuhnya yang menurut warga memiliki imunitas yang luar biasa. Banyak warga bercerita, Saimin tak pernah terlihat mengalami sakit. Walau polda hidupnya diluar kebiasaan orang pada umumnya.
"Alhamdulillah ia tidak pernah sakit, meski hidup seperti itu," jelas Samidi (60), salah warga setempat sekaligus pemilik lahan yang ditempati Saimin, pada detiksurabaya.com, Jumat (29/4/2011).
Gubuk tempat tinggal Saimin itu awalnya adalah kamar mandi dari rumah warga bernama Dugel. Dugel seorang tuan tanah kaya di Desanya. Saimin salah seorang yang bekerja padanya. Setelah Dugel meninggal, Saimin tetap setia bekerja pada ahli warisnya.
Bahkan kesetiaan itu berlanjut hingga empat generasi. Samidi, pemilik lahan yang ditempati Saimin, adalah generasi keempat (satu-satunya) itu. Karena termakan usia dan pertimbangan keselamatan juga, akhirnya rumah tersebut dibongkar oleh Samidi.
Selanjutnya tanah yang ada disulap menjadi ladang pertanian. Ditanami berbagai tanaman, mulai jeruk, pepaya dan sayuran. Sebelumnya, Saimin oleh Samidi saat itu diajak tinggal bersama di rumah barunya. Namun Mbah Saimin menolak secara halus.
"Sebetulnya saya kasihan sama dia. Nanti dikira sama orang saya yang tidak tahu diri. Padahal tidak. Tapi bagaimana lagi? Lah wong dia-nya tidak mau, dipaksa juga tambah nesu (marah,red)," ucap Samidi yang menyebut pribadi Saimin sosok yang misterius.
Sepanjang hari Saimin menghabiskan waktunya untuk mengurus ladang. Kulit keriputnya terlihat gosong terbakar matahari. Ia mencabuti rumput liar dari petak satu ke petak lainnya. Berpindah dengan berjalan bertumpu pada kedua telapak tangannya.
Kedua kakinya tak lagi berfungsi secara normal. Terutama kaki kanannya, yang cacat permanen akibat terjatuh.
Atau dengan kata lain (maaf) Mbah Soimin berjalan ngesot untuk mobilitasnya. Semisal saat akan mandi disungai yang berjarak sekitar 30 meter utara rumahnya. Meski begitu, selama masih dapat dilakukannya, Mbah Soimin tak akan meminta bantuan orang lain.
Prihatin sekaligus menyedihkan, melihat Mbah Saimin menjalani kehidupannya. Gubuk tempat tinggalnya terletak di tengah ladang milik warga setempat. Karena bekas kamar mandi, di dalamnya terdapat bak penampung air sedalam setengah meter.
Bak tersebut dimanfaatkan oleh pemilik lahan untuk menyimpan alat-alat pertanian. Hanya ada lantai selebar badan orang dewasa sebagai ruang. Lantai itulah yang dimanfaatkan Mbah Saimin untuk melepas lelah setelah beraktifitas.
Itupun, kakek yang usianya diperkirakan lebih seabad ini, harus berbagi dengan tumpukan karung pupuk bekas.
Dikala hari mulai berganti, Mbah Saimin hanya berteman dengan gelapnya malam. Digubuknya tak ada listrik atau sekedar lampu tempel sebagai penerangan. Jika hujan turun, air akan masuk melalui celah-celah atap genteng yang lapuk.
Secara materi tak satu pun harta benda berharga yang ada. Hanya beberapa lembar pakaian yang sudah kumal dan kusam. Rata-rata sudah sobek. Celana yang dipakainya pun tak pernah berganti. Sepertinya celana itu memang satu-satunya yang dimiliki.
Hartanya yang paling berharga hanyalah ingatannya yang masih kuat. Serta tubuhnya yang menurut warga memiliki imunitas yang luar biasa. Banyak warga bercerita, Saimin tak pernah terlihat mengalami sakit. Walau polda hidupnya diluar kebiasaan orang pada umumnya.
"Alhamdulillah ia tidak pernah sakit, meski hidup seperti itu," jelas Samidi (60), salah warga setempat sekaligus pemilik lahan yang ditempati Saimin, pada detiksurabaya.com, Jumat (29/4/2011).
Gubuk tempat tinggal Saimin itu awalnya adalah kamar mandi dari rumah warga bernama Dugel. Dugel seorang tuan tanah kaya di Desanya. Saimin salah seorang yang bekerja padanya. Setelah Dugel meninggal, Saimin tetap setia bekerja pada ahli warisnya.
Bahkan kesetiaan itu berlanjut hingga empat generasi. Samidi, pemilik lahan yang ditempati Saimin, adalah generasi keempat (satu-satunya) itu. Karena termakan usia dan pertimbangan keselamatan juga, akhirnya rumah tersebut dibongkar oleh Samidi.
Selanjutnya tanah yang ada disulap menjadi ladang pertanian. Ditanami berbagai tanaman, mulai jeruk, pepaya dan sayuran. Sebelumnya, Saimin oleh Samidi saat itu diajak tinggal bersama di rumah barunya. Namun Mbah Saimin menolak secara halus.
"Sebetulnya saya kasihan sama dia. Nanti dikira sama orang saya yang tidak tahu diri. Padahal tidak. Tapi bagaimana lagi? Lah wong dia-nya tidak mau, dipaksa juga tambah nesu (marah,red)," ucap Samidi yang menyebut pribadi Saimin sosok yang misterius.
Sepanjang hari Saimin menghabiskan waktunya untuk mengurus ladang. Kulit keriputnya terlihat gosong terbakar matahari. Ia mencabuti rumput liar dari petak satu ke petak lainnya. Berpindah dengan berjalan bertumpu pada kedua telapak tangannya.
Kedua kakinya tak lagi berfungsi secara normal. Terutama kaki kanannya, yang cacat permanen akibat terjatuh.
Atau dengan kata lain (maaf) Mbah Soimin berjalan ngesot untuk mobilitasnya. Semisal saat akan mandi disungai yang berjarak sekitar 30 meter utara rumahnya. Meski begitu, selama masih dapat dilakukannya, Mbah Soimin tak akan meminta bantuan orang lain.
Quote:
[url=http://surabaya.detik..com/read/2011/04/29/074551/1628226/475/kisah-mbah-saimin-manula-yang-hidup-sebatang-kara-dibekas-kamar-mandi]SUMBER1[/url]
[url=http://surabaya.detik..com/read/2011/04/29/104251/1628376/475/kisah-mbah-saimin-digigit-ular-justru-si-ular-yang-mati?9911012]SUMBER2[/url]
[url=http://surabaya.detik..com/read/2011/04/29/104251/1628376/475/kisah-mbah-saimin-digigit-ular-justru-si-ular-yang-mati?9911012]SUMBER2[/url]
Quote:
Spoiler for Mbah Saimin:
Spoiler for Mbah Saimin:
Spoiler for Mbah Saimin:
Bandingkan dengan yg ini gan:
MBAH nya Rakyat
Quote:
Spoiler for Mbah Rakyat:
maaf yah gan kalo
kalo berkenan, ane minta
yg belum ISO
kalo berkenan, ane minta
yg belum ISO
Masih sangat banyak MbahSaimin2 yg laen gan..., moga pemerintah & rakyat terbuka mata hatinya...
Quote:
Original Posted By engkong.tile►miris..............!!
SBY DAN WAKIL RAKYAT KITA YANG KATANYA TERHORMAT HARUS LIAT NI GAMBAR!!
Quote:
Original Posted By dey.underkrezy►ularnya yg mati??yg boneng?
ada apa di darah/daging mbah saimin??
stelah ane baca,hebatnya hidupnya terlihat nyaman dirasakan oleh mbah saimin.walau bagi kita mgkin sgt memprihatinkan
bagaimana dgn org2 yg mo bikin gedung yg bolong tengahe itu??? dasar dpr!
ada apa di darah/daging mbah saimin??
stelah ane baca,hebatnya hidupnya terlihat nyaman dirasakan oleh mbah saimin.walau bagi kita mgkin sgt memprihatinkan
bagaimana dgn org2 yg mo bikin gedung yg bolong tengahe itu??? dasar dpr!
Quote:
Original Posted By X.Y.Z►mbah rakyatnya ke laut aja sono
Quote:
Original Posted By eXquisito►semangat hidupnya patut di contoh gan, ga mau jadi pengamen n melas minta2. salut gan...
Quote:
Original Posted By 2219025►KASIAN BANGET GAN .
miris ngeliatnya ,tempat tinggalnya aja di bekas wc
DPR malah mau ngebuat gedung baru
miris ngeliatnya ,tempat tinggalnya aja di bekas wc
DPR malah mau ngebuat gedung baru
Quote:
Original Posted By dhikagaulzzz►Ane salut banget sama si mbah yang slalu tegar dalam menjalani kehidupannya yang hanya sebatang kara gk kaya anggota DPR kita yang pada maho :maho liat tuh masa kakek2 yang sudah renta saja masih bisa hidup mandiri
Quote:
Original Posted By melgibsum0000►wuih,daki mbah saimin lebih dahsyat dari bisa ular..
Quote:
Original Posted By gabermawut►kasihan banget gan kaya gtu di tinggal di tempat kaya gtu,
anaknya pada kemana ya
nerimo banget ini orang
kalau yg bawah it bangunan wong edan, bukannya mikirn rakyat palahan bangun tempat mewah kaya gtu :
anaknya pada kemana ya
nerimo banget ini orang
kalau yg bawah it bangunan wong edan, bukannya mikirn rakyat palahan bangun tempat mewah kaya gtu :
Quote:
Original Posted By DiTyas17►ne salut gan,,meski hidup ga punya bhkan cacat karena pernah terjatuh,beliau GA PERNAH minta belaas kasihan,,,Tuhan Maha Adil.Semoga wakil2 rakyat yang haus kekuasaan dan hedonisme pada sadar,amin.
Quote:
Original Posted By K.S.G►Ane baca ini thread ampe diem gan ..
ane gak bisa ngomong apa2
semoga pejabat2 tau kehidupan sebenernya di Indonesia ,, malah jalan2 ke luar negri mulu
ane gak bisa ngomong apa2
semoga pejabat2 tau kehidupan sebenernya di Indonesia ,, malah jalan2 ke luar negri mulu
tien212700 memberi reputasi
1
107.1K
Kutip
5K
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan