AripjelekAvatar border
TS
Aripjelek
Dilarang Bersedih di Pendakian ini. (Dempo, 3159mdpl)
Semoga cerita perjalanan ini, menghibur penunggu2 OANC.

"Gak Usahlah mendaki lagi!"
"Maaf Pa, ini cuman dapet liburan 2 minggu, sampe September taon depan gak ada libur."
"Mau kemana lagi?"
"Ke Rinjani, trus ke Agung dan Lawu kalo masih sanggup. hehehe.."
"Rinjani kan sudah? gak usahlah."
"Kemaren gak ke Danaunya, kan si Joko mendadak sakit"
"Sudahlah, gak usah liburan jauh-jauh, ada duit?"
"ada dikit tabungan, klo papa mau nambah boleh. hehehe.."
"sudahlah, apa enaknya mendaki? bikin keluarga cemas."
"Tolonglah Pa, setelah 2 minggu ini gak ada libur sampe arip selesai."
"Gak usahlah jauh-jauh, ke Dempo aja."
"Beda medannya, Pa...."
"Ke Dempo ajalah, kan deket, Papa udah 30 taon lebih merantau disini belum pernah naek gunung Dempo."
"Jadi, Papa mau naek gunung juga???"
"Boleh, asal ke Dempo, jangan yang jauh."
"Serius neh? klo serius, arip langsung balik."
"Ya, dicoba dulu, sapa tau sanggup, tapi jangan berat2 bawaannya, jadi kapan balik ke Pagaralam?"
"Segera." emoticon-Ngacir2


Itulah sekelumit komunikasi via HP sama Papa, dan itulah awal mula ceritanya.
Hilang sudah segara anak dari pikiran, mendaki bareng Papa bagiku kesempatan pertama dan langka yang aku dapatkan. langsung kuhubungi Joko, kakakku yang lg liburan di Jakarta, dan dia ingin ikut dan segera pulang. Awalnya kupikir cuma akal-akalan papa aja biar si bocah badung pulang dan gak naek gunung, ternyata beliau bener2 ikut. Hehehee..

Persiapan
aku pulang, dan segera menyiapkan logistik dan peralatan. Anggota pendakian bertambah 2 dengan alasan yang jelas: Papa dan Joko gak mau bawa yang berat2. So, 2 anggota tambahan yaitu sodara Sugandhi alias Agan, dan Sabar alias Misbakhun serta Aku sendiri, kami bertiga jadi porter dadakan. gak papalah, asal BAPAK senang. hehehehe..
sebenernya gak siap jadi porter dadakan coz teringet medan tempur dempo yang lumayan kejem, untung sodara Agan, teman pendaki yang juga teman mancing si Joko n Papa ikut. Si Agan udah 26 kali naek Dempo emoticon-Belo , so pengalamannya d gunung ini udah banyak. Sedangkan sodara Sabar pegawai papa baru pertama kali naek gunung, tapi klo masalah fisik jangan ditanya… mereka berdua juga sering ngikut kami klo masuk hutan dan mancing dipelosok selatan sumatera, jadi udah akrab dan terpercaya. emoticon-Embarrassment
jadi kami bertiga masing2 dapet 19kg setelah ditimbang. emoticon-Frown apaan aje tuh???? Aku jg gak tau… yang aku inget ada 2 tenda yg masing2 utk 4 org. trus baju papa n joko (yg klo bagi aku bisa utk 6hr di gunung..), rokok “234” 7 bungkus milik papa, “Marlb0ro Bl@ck “1 pack punya Joko, S@mp0erna Mild 10 bungkus buat Agan n Sabar, Beng-beng 1 kotak buat aku, emoticon-Embarrassment
trus logistic yg tiada habisnya (Terbukti sampe turun blm abis setengah. Hahahaha..) ditambah peralatan lain serta baju kami…
Intinya terima aja, yang penting Bapak senang. Hehehe..

Spoiler for Persiapan :

Hari Pendakianpun tiba.
Perlahan mobil boks hitam itu mengantar kami di fajar yg berkabut. Mengitari kebun teh yang dingin. Semakin tinggi jalan aspal berubah menjadi jalan berbatu, mobil boks pun berubah jadi mobil Kijang Panther (Kaki Kejang Pantat Gemether. Hehehe..). pukul 6 pagi akhirnya nyampe juga area kampung IV, mobil langsung diarahkan ke rute pendakian Kali Suren atau jalur lama.

Sejenak kami berdoa mohon lindungan dan bimbingan Sang Pencipta agar semua berjalan lancar. Kemudian aku ajak yg laen briefing sebentar untuk saling mengingatkan. Tapi, dasar anggotanya pada kocak, maka briefing jadi gak betul tujuannya.

“Inget y, jangan nganeh2, pokoknya jangan ngomong kotor y, kalo udah kebelet ngomong kotor ya dipersilahken asal pake bahasa inggris, nenek gunung gak ngerti bahasa inggris.” Kataku. emoticon-Embarrassment
“Inget, sebelum aba-abaku, jangan lakukan kontak senjata emoticon-army: ” Canda si Agan.
"Inget, Dilarang Bersedih di Pendakian ini" Papa menimpali,
Briefingpun cuma jadi ajang menentukan urutan barisan untuk mendaki. Hehehe…
Mendaki Dimulai..

Spoiler for Sebelum Ngesot :


Shelter 1.
Gila.. kapok dah mendaki tanpa persiapan fisik. Dari jalan batu sampe ke pintu Rimba, rasanya betis udah gak kuat, ditambah lagi jadi porter dadakan. Agak ragu juga neh, takut gak nyampe puncak.. Untungnya anggota pendakian pada kocak, jadi gak terlalu terasa capeknya
Dari Pintu Rimba hingga Shelter 1 kami lalui dalam waktu 2 jam. kami pun beristirahat sejenak, sambil bercanda yang gak penting. Hihi.. suara-suara binatang hutan riuh sekali pagi ini, nyaris sulit membedakan dengan suara si Agan dan Sabar yang selalu cekikikan. Hahaha.. emoticon-Stick Out Tongue

Spoiler for Shelter 1:


Shelter 2.
Jalur ke Shelter 2 masih sekejam waktu aku mendaki saat SMP dulu, gak berubah.. Pohon besar yang tumbang membuat kami merangkak, ditambah jalur-jalur air dan tanah gembur yang licin, serta jalan menanjak yang semakin sulit. Sebenernya bukan menanjak, mungkin kata merayap dan memanjat akar-akaran lebih tepat untuk mendeskripsikannya. “dinding lemari” pun hadir didepan kami. Satu persatu dari kamipun mulai memanjat “dinding lemari”.
Setelah 2,5 jam pendakian dari Shelter 1, akhirnya sampe juga di Shelter 2. Shelter 2 agak luas dan bertingkat dibandingkan shelter 1 dan terdapat mata air. Istirahat lagi, sambil makan siang. Menu hari ini ialah nasi bungkus ala chef Sabar n Joko, yang telah rela bangun pagi untuk bikin telor dadar n ayam goreng sebelum berangkat tadi. Hehehe.. mari makan…

Spoiler for Shelter 2:
0
9.2K
69
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan