Cerita ini saya ambil dari bab terakhir buku "Nyanyian Penggali Kubur" karya Gunawan Budi Santosa (beliau adalah Sastrawan dan Seniman Semarang) yang Kemudian saya ilustrasikan sebagai berikut:

Ada sebuah minibus yang mengangkut rombongan anggota DPRD kota A yang habis mengikuti studi banding atau perjalanan dinas di Jakarta. minibus tersebut berjalan sangat kencang hingga masuk perbatasan kota tiba-tiba minibus tersebut terguling dan masuk jurang, kemudian penduduk setempat berduyun-duyun datang untuk menolong dengan segenap tenaga, ada juga pengguna jalan yang menyempatkan mampir hanya sekedar ingin melihat kejadian kecelakaan tersebut.

salah satu penduduk yang menolong melaporkan kejadian tersebut pada Polisi, tetapi berhubung TKP dan kantor Polisi sangat jauh Polisi tak kunjung datang

karena banyak yang meninggal akhirnya penduduk setempat bersepakat untuk menguburkannya secara masal.

Sekitar beberapa jam kemudian akhirnya Polisipun datang mencari saksi dalam kecelakaan tersebut.

Polisi : siapa yang menjadi saksi saat kejadian kecelakaan mobil ini?

kemudian ada seorang pria baya mengacungkan jarinya

Saksi : saya Pak? saya yang melihat kejadiaanya (lalu pria tersebut menjelaskan)

Polisi : terus kok langsung dikubur, apa tidak menunggu keluarganya dulu?

Saksi : ya pak, sebenarnya mau nunggu keluarganya tapi kelamaan. tapi nanti warga siap menggali ulang kuburannya.

Polisi : o yaya, lho tapi masa dikubur semua apa tidak ada yang masih hidup?

Saksi : sebenarnya tadi masih ada yang hidup Pak ada yang minta tolong malahan nawarin uang dan pekerjaan layak pada kami jika ditolong, tapi Bapak tahu sendirikan omongan pejabat itu tidak bisa dipegang apalagi dipercaya akhirnya kami sepakat untuk mengubur semuanya

Polisi : !#*^%^%@#%()

maaf gan jika memang cerita ini mohon dikasi tapi kalo menurut agan jangan lupa kasih yaaa