Sherlock Holmes... hmmm! Kenapa juga ya saya baru ada niatan buat nge-review-nya sekarang? Padahal saya sudah mengkoleksi dan membaca hampir seluruh novelnya sejak lama. Termasuk juga kisah-kisah petualangannya yang ditulis oleh para sherlockian (sebutan resmi untuk para fans Sherlock Holmes) alias fan-made.

Satu kata yang bisa gambarkan tentang Sherlock Holmes: awesome!

Awal mula kecintaan saya pada Sherlock Holmes adalha karena kegandrungan saya membaca komik Detective Conan pas zaman SMP. Detective Conan sekaligus pengarangnya, mangaka-sensei Aoyama Gosho, digambarkan sangat mengidolakan tokoh detektif bernama Sherlock Holmes dari novel karangan Sir Arthur Conan Doyle. berangkat dari situ timbullah rasa penasaran saya dan mulailah saya mengutak-atik Gramedia guna mencari novel tersebut.



Tapi ternyata perjalanannya gak mudah, Kawan. Dan beruntungnya, pas SMA, pada saat saya lagi jalan bareng cewek saya, saya melihat novel Sherlock Holmes teronggok di tumpukan buku yang diserak-serakin di atas lantai Gramedia. Hohoho... langsung saja saya membayarnya ke kasir! Cover-nya berwarna biru cerah dengan gambar seorang pria berwajah tirus memakai mantel kuno warna coklat dan tangannya membawa pipa tembakau. Novel Sherlock Holmes pertama yang saya beli itu berjudul "Memoar of Sherlock Holmes".

Lanjut, saya menemukan temen sepermainan saya sejak kecil deket rumah yang ternyata juga menggilai Sherlock Holmes. Klop dah, setiap akhir bulan saya dan dia gantian membeli novel-novel Sherlock Holmes yang lainnya di toko buku dan saling minjemin satu sama lain. A Study in Scarlet, Sign of Four, The Adventure of Sherlock Holmes, The Return of Sherlock Holmes, dst... semuanya kami lahap!

Yang saya sukai dari Sherlock Holmes adalah kemampuan analisanya yang tepat, cepat, akurat dalam menyelidiki kasus. Disebutkan pula kalo Holmes ini untuk mengetahui latar belakang seseoarang hanya dari mengamatinya sepintas saja. Ini yang kadang bikin saya terheran-heran dan berdecak kagum. "Wow! Kok ada ya karakter orang yang seperti ini?" Atau saya cuman dibego'in sama Doyle, pengarangnya, saja? Who knows! Tapi saya toh menikmatinya, hehe...

Sherlock Holmes adalah seoarang ahli deduksi yang tajam dan jenius dalam mengungkap fakta. Saya membayangkan kalo masalah-masalah koruptor di negeri ini dilimpahkan kasusnya sama Holmes, pasti kasusnya beres, hehehe...! Tapi yang saya benci darinya adalah ia akan berubah menjadi pecandu narkotik akut saat lagi gak menangani kasus untuk menenangkan syaraf-syarafnya yang tegang dan dinamis.



Anyway, inti cerita dalam novel-novel Sherlock Holmes adalah mengenai kisah-kisahnya dalam mengungkap kasus-kasus kejahatan. Juga ada cerita tentang kelihaian-kelihaiannya dalam melawan kejahatan musuh bebuyutannya, Profesor Moriarty. Gaya berceritanya yang straight, detil, tidak bertele-tele dan cerdas, diceritakan dari sudut pandang orang pertama (dalam hal ini Dr. Watson sebagai "aku") membuat saya menikmati membaca lembar demi lembar halaman novel ini.

Well (dengan gaya menopang dagu ala Sherlock Holmes ), saya acungin dua jempol buat Sir arthur Conan Doyle yang sangat bagus dan perfecto-numero uno dalam membangun ceritanya (catatan: saya membaca "A Study in Scarlet" sampe merinding dan bisa merasakan betul dendam kesumat yang dialami sang pembunuh). Untuk ukuran pengarang abad 19, saya rasa bahkan belum ada penulis Indonesia saat ini yang bisa menyamainya.

Bayangkan ini: zaman dulu, seting London abad 19, belum ada mobil--kemana-mana naik kereta kuda, belum ada TV, Doyle menggambarkan cerita dalam novelnya begitu hidup, begitu mengalir, detil-detilnya, kasus-kasus yang ditangani Holmes begitu unik dan menggelitik, deduksi dan fakta beradu dalam narasi, karakter-karakter aristokrat serta penjahat kelas teri yang berdalih, di-mix jadi satu dan divisualisasikan menjadi 'TV' dalam kepala kita. Rasanya bener-bener gress... dan gimanaaaa...--what can I say? Cukup sudah untuk membuat orang-orang di seantero negeri (pada waktu itu) terinvasi wabah sherlockian, begitu menggilai dan memuja Sherlock Holmes.

Dan sampe saat ini, novel-novel Sherlock Holmes terus digemari dan menambah deretan penggemar baru...

Sherlock Holmes adalah tokoh detektif rekaan yang terkenal, fenomenal dan legendaris.

Oh ya, dalam petualangan-petualangannya Sherlock Holmes selalu ditemani sama partner sekaligus sahabat setianya, Dr. John H. Watson. Awal pertama kali mereka bertemu adalah saat Holmes tengah mencari teman sekamar untuk berbagi uang sewa menyewa sebuah kamar kos di Baker Street 221 B (baca di "A Study in Sacrlet). Saking fenomenalnya tokoh Sherlock Holmes, bahkan tempat ini sekarang 'dikeramatkan' sebagai Museum Sherlock Holmes. Karena... pssst!--sebagian percaya dan menganggap bahwa Holmes bener-bener pernah tinggal dan hidup di tempat ini.



Ck ck ck...! Bener-bener suatu pencapaian luar biasa, kalo menurut saya, untuk sebuah karakter dalam karya fiksi. Kalo untuk sekarang sih, karakter fiksi yang paling fenomenal dan megang di abad 21 ini adalah si penyihir Harry Potter, hehe... Liat aja, semua orang di dunia membicarakan tentangnya!

Terkait hal ini, saya penah menayakan sebuah pertanyaan pada posting suatu blog:
"Kenapa kedua karakter fiksi fenomenal di atas dilahirkan dari tangan dingin pengarang Inggris?"

Selanjutnya disambung pertanyaan bodoh:
"Memangnya pengarang Inggris makan apa ya?"

Tidak ada jawaban pasti dan memuaskan saya mengenai hal ini. Apa kamu bisa menjawabnya? Share disini...

NB:
Sebenernya gak hanya Sherlock Holmes dan Harry Potter saja tokoh novel yang terkenal dari pengarang Inggris. Masih ada Hercule Poirot-nya Agatha Christie (saya gak suka ceritanya yang bertele-tele, but I like Miss Marple!). Kalo mau yang klasik ada Romeo & Juliet-nya William Shakespeare. Dan jangan lupakan pula JRR. Tolkien dengan para hobbit-nya, Frodo Baggins dkk, dalam The Lord of The Ring Trilogy...

sumber : http://glory2go.multiply.com