- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Keseharian Habib Munzir


TS
cupitebet
Keseharian Habib Munzir
Event berikutnya! klik [B]Jakarta Berdzikir, Lapangan Monas, 31 Desember 2011, 20.15 wib #monas
[Tabligh Akbar] Bibirmu utk Terompetmu atau Tuhanmu?(Dec 31, 2011 @20.15) http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=12217068
[Tabligh Akbar] Bibirmu utk Terompetmu atau Tuhanmu?(Dec 31, 2011 @20.15) http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=12217068
-------------------------------------------------------------------------------------
ini saya ambil dari FORUM di website MRSemoga bermanfaat buat agan sekalian khususnya yg Muslim!
Quote:
hamba pendosa ini bukanlah yg patut dicontoh sebagai guru yg baik dan panutan yg baik, walaupun hamba berusaha mencapai kehidupan yg zuhud, wara, tawadhu, sakinah, dalam rumah tangga dan dalam bermasyarakat.
zuhud adalah hidup dg sederhana dalam keduniawian, hamba belum mampu mencapainya, namun sebagian usaha yg hamba lakukan adalah menghilangkan cinta pada semua hal yg bersifat duniawi, berupa harta dll yg tidak ada sangkut pautnya dg asesoris dakwah.
hamba membutuhkan mobil, untuk mencapai banyaknya majelis dan ketepatan waktu untuk tiba di lokasi yg sudah ditunggu puluhan ribu orang hampir setiap malamnya, disatu fihak tanpa hamba punya kendaraanpun hamba akan siap dijemput oleh ribuan mobil yg akan mengantar hamba kemanapun hamba akan pergi, namun hamba tak mau menyusahkan orang lain, apalagi membebani para penyelenggara untuk harus menyediakan kendaraan penjemput pula, maka hamba membeli mobil dg angsuran,
hamba merawat mobil itu secara sebaik baiknya secara mekanik dan mesinnya dg perawatan yg sangat serius, demi tak menghambat kelancaran dakwah hamba, namun hamba tidak perdulikan body mobil yg sudah penuh baret dan penyok khususnya di kiri body mobil yg selalu terdesak oleh ribuan orang yg berebutan menyalami hampir tiap malamnya, hamba tak perlu membenahi bodynya, yg hamba butuhkan adalah mesinnya dan bagian dalamnya untuk kelancaran dakwah.
banyak orang menyarankan dan mengejek kenapa mobil penyok penyok ini tak diganti dg yg lebih bagus, atau paling tidak dibenahi, apakah tidak malu pakai mobil penyok2 begini kesana kemari padahal hamba memimpin jutaan ummat?, hamba sungguh tidak malu, biar saja demikian, jamaah tidak melihat kendaraan, jamaah butuh penyampaian dan bimbingan, bukan masalah mobil tua atau penyok dan tak sedap dilihat, hamba tak rela mengeluarkan 1 rupiahpun untuk membenahi bodynya, karena itu bukan hajat dakwah, lebih baik diberikan pada fuqara dijalanan jika ada kelebihan harta.
hamba hingga kini masih mengontrak, walaupun rumah kontrakan itu besar dan bagus, tentunya itu hajat dakwah untuk menampung tamu khususnya majelis nisa (majelis kaum wanita) setiap minggu sorenya dirumah, jika rumah hamba sempit, maka massa akan memenuhi dan meluber keluar rumah dan mengganggu kenyamanan tetangga pula, maka hamba berusaha dg kemampuan hamba mengontrak rumah besar, namun hanya bisa menampung sekitar 700 orang saja, jika massa melebihi itu, hamba belum ada kemampuan mengontrak rumah yg lebih besar lagi.
hamba menata rumah senyaman mungkin, tapi itu demi kenyamanan para hadirat yg menghadiri majelis, dikontrakan ini hamba tidak banyak mempunyai benda dan perangkat rumah, kesemuanya hampir merupakan milik rumah orang yg hamba mengontrak padanya, hamba hanya membeli dua perangkat kursi rotan dihalam tengah dan teras belakang, lalu memasang karpet diseluruh rumah, bukan lain demi kenyamanan hadirin, hanya sebuah lemari pakaian, sebuah kasur, dan sebuah kulkas dan beberapa hal lainnya yg milik hamba, sisanya adalah perangkat yg membawa kenyamanan pada hadirin, seperti kipas angin, dispenser di hampir setiap sudut ruangan beserta gelas gelasnya, dan gorden gorden pemisah jika tamu adalah pria dan wanita.
namun akhir akhir ini ketika hamba terkena penyakit peradangan otak belakang, maka hamba perlu menata kamar untuk lebih kedap suara, karena suara keras sangat mengganggu istirahat hamba, jika istirahat hamba terganggu maka dakwah pada jutaan ummat ini terganggu
hamba tak punya banyak waktu mendidik anak anak, hamba jarang sempat duduk dg mereka, namun ibundanya yg mengambil alih pendidikan anak, dan hamba datangkan guru utk halafan alqur'an anak anak, guru yg mengajari ilmu umum dan ilmu agama, sesekali hamba memanggil anak anak untuk menasehati, dan menjajaki hafalan mereka dalam ilmu umum, hafalan Alqur'an, dan ilmu syariahnya.
namun Allah swt sangat memberi hamba anugerah yg diluar dugaan, pui syukur bagi Nya setiap waktu dan kejap, anak anak berubah semakin baik dan berbudi luhur, sering mereka menangis dalam doa, sering mereka memimpikan Rasul saw, mereka tidak nakal, baik, beradab, sopan, ceria, dan menyenangkan, adab sunnah mereka sangat mereka perhatikan, mereka tidak tidur sebelum bersama sama membaca surat tabarak (almulk) dan doa tidur, mereka bangun sebelum azan subuh dan saling bangunkan satu sama lain untuk membaca zikir subuh, mereka berjamaah subuh dg saya, atau bersama ibunya, atau mereka saja bertiga, padahal usia anak hamba yg tertua baru 9 tahun yaitu fatimah azzahra, dan yg kedua Muhammad yg masih berusia 7 tahun, dan hasan, yg masih berusia 5 tahun,
anak anak itu saling menasihati dalam menjalankan sunnah makan, sunnah minum, sunnah tidur, dan sering saya mencuri pendengaran saat mereka bertiga bercengkerama, yg mereka bicarakan adalh rindu pada Rasul saw, contoh wajah Rasul saw yg teriwayatkan, dan budi pekerti Rasul saw yg mereka dengar dari ceramah ceramah saya.
mereka tak suka dan tak pernah kenal dg lagu lagu duniawi, bagi mereka qasidah majelis dan bacaan alqur'an murottal yg mengisi telinga mereka di siang malamnya,
mereka tak mau membuka auratnya dimuka umum, bahkan yg bungsu pun selalu menangis tersedu sedu jika shalat subuh berjamaah dg saya dan ia datang terlambat, ketika ditanya ia berkata sambil menangis, hasan semalam mengompol, hasan terpaksa mandi dulu, dan ganti baju, dan hasan jadi terlambat / masbuk dalam shalat bersama abiy. (ayah).
hasan pernah menghilang dari majelis, saya meliirik ke kiri dan kanan, ia tak ada, dan datang ditengah acara dg wajah penuh airmata dan cemberut, selepas majelis saya tanya kenapa, ia berkata : hasan lupa membawa peci, hasan tidak mau masuk masjid tanpa peci, hasan nangis diluar, lalu ada jamaah yg membelikan hasan peci, baru hasan masuk masjid, dan hasan jadi telat..
demikian pula Muhammad, muhammad pernah menghilang dari panggung majelis pergi entah kemana, diakhir acara ia baru muncul, ia katakan : muhammad mau pipis, tapi banyak perempuan, jadi muhammad malu dan tidak mau ke kamar mandi yg banyak perempuan, akhirnya muhamamad diantar jamaah kerumah yg jauh untuk pipis di toilet yg tidak ramai perempuan..., padahal usianya baru 7 tahun.
mereka tentunya ada nakalnya, namun nakalnya adalah hal yg luhur, mereka sangat senang berkemah bahkan acapkali mereka bertiga tidur dikemah di halaman rumah, karena mereka sering dengar nabi saw sering berkemah saat safar, mereka juga paling suka bermain pedang2an dan panah dan berenang, saya sering kesal melihat barang2 berantakan dirumah saat pulang, ternyata mereka main perang2an dan membuat keadaan berantakan, namun saya tak marah dg itu, karena itu adalah kebaikan yg wajar pada anak anak bahkan hal yg mulia
mereka tak pula suka menonton televisi, mereka lebih suka menonton film vcd cerita para nabi, vcd majelis majelis, lalu masing masing ribut membahasnya.
sungguh didikan didikan ini muncul dari tarbiyah ilahiyah diluar kemampuan saya, demikian pula fatimah yg kini sudah membeli cadar pula saat ke majelis majelis ia bercadar, saya sempat menegur istri saya, untuk apa ia pakai cadar usianya masih kecil, biar saja, nanti ia jatuh tersandung..., kata istri saya fatimah menabung berbulan bulan sendiri di celengannya untuk membeli cadar, maka saya diam saja tak mau mengecewakannya
mereka sering mendapat uang hadiah dari jamaah, mereka menyimpannya di celengannya, saya tanya untuk apa kalian menyimpan uang itu?, mau beli apa?, sepeda?, mpbil2an?, atau apa?, mereka katakan : kami mau menabung untuk bisa pergi ke madinah untuk ziarah nabi saw, kami mau beli pesawat sendiri, jadi bisa mengajak jamaah majelis ramai ramai ke madinah, muhamad jadi pilotnya, hasan jadi kondekturnya, dan fatimah jadi pramugarinya...,
saya hanya bisa geleng geleng dan membiarkan saja.
Bersambung ke Posting nomor 3dan 5
zuhud adalah hidup dg sederhana dalam keduniawian, hamba belum mampu mencapainya, namun sebagian usaha yg hamba lakukan adalah menghilangkan cinta pada semua hal yg bersifat duniawi, berupa harta dll yg tidak ada sangkut pautnya dg asesoris dakwah.
hamba membutuhkan mobil, untuk mencapai banyaknya majelis dan ketepatan waktu untuk tiba di lokasi yg sudah ditunggu puluhan ribu orang hampir setiap malamnya, disatu fihak tanpa hamba punya kendaraanpun hamba akan siap dijemput oleh ribuan mobil yg akan mengantar hamba kemanapun hamba akan pergi, namun hamba tak mau menyusahkan orang lain, apalagi membebani para penyelenggara untuk harus menyediakan kendaraan penjemput pula, maka hamba membeli mobil dg angsuran,
hamba merawat mobil itu secara sebaik baiknya secara mekanik dan mesinnya dg perawatan yg sangat serius, demi tak menghambat kelancaran dakwah hamba, namun hamba tidak perdulikan body mobil yg sudah penuh baret dan penyok khususnya di kiri body mobil yg selalu terdesak oleh ribuan orang yg berebutan menyalami hampir tiap malamnya, hamba tak perlu membenahi bodynya, yg hamba butuhkan adalah mesinnya dan bagian dalamnya untuk kelancaran dakwah.
banyak orang menyarankan dan mengejek kenapa mobil penyok penyok ini tak diganti dg yg lebih bagus, atau paling tidak dibenahi, apakah tidak malu pakai mobil penyok2 begini kesana kemari padahal hamba memimpin jutaan ummat?, hamba sungguh tidak malu, biar saja demikian, jamaah tidak melihat kendaraan, jamaah butuh penyampaian dan bimbingan, bukan masalah mobil tua atau penyok dan tak sedap dilihat, hamba tak rela mengeluarkan 1 rupiahpun untuk membenahi bodynya, karena itu bukan hajat dakwah, lebih baik diberikan pada fuqara dijalanan jika ada kelebihan harta.
hamba hingga kini masih mengontrak, walaupun rumah kontrakan itu besar dan bagus, tentunya itu hajat dakwah untuk menampung tamu khususnya majelis nisa (majelis kaum wanita) setiap minggu sorenya dirumah, jika rumah hamba sempit, maka massa akan memenuhi dan meluber keluar rumah dan mengganggu kenyamanan tetangga pula, maka hamba berusaha dg kemampuan hamba mengontrak rumah besar, namun hanya bisa menampung sekitar 700 orang saja, jika massa melebihi itu, hamba belum ada kemampuan mengontrak rumah yg lebih besar lagi.
hamba menata rumah senyaman mungkin, tapi itu demi kenyamanan para hadirat yg menghadiri majelis, dikontrakan ini hamba tidak banyak mempunyai benda dan perangkat rumah, kesemuanya hampir merupakan milik rumah orang yg hamba mengontrak padanya, hamba hanya membeli dua perangkat kursi rotan dihalam tengah dan teras belakang, lalu memasang karpet diseluruh rumah, bukan lain demi kenyamanan hadirin, hanya sebuah lemari pakaian, sebuah kasur, dan sebuah kulkas dan beberapa hal lainnya yg milik hamba, sisanya adalah perangkat yg membawa kenyamanan pada hadirin, seperti kipas angin, dispenser di hampir setiap sudut ruangan beserta gelas gelasnya, dan gorden gorden pemisah jika tamu adalah pria dan wanita.
namun akhir akhir ini ketika hamba terkena penyakit peradangan otak belakang, maka hamba perlu menata kamar untuk lebih kedap suara, karena suara keras sangat mengganggu istirahat hamba, jika istirahat hamba terganggu maka dakwah pada jutaan ummat ini terganggu
hamba tak punya banyak waktu mendidik anak anak, hamba jarang sempat duduk dg mereka, namun ibundanya yg mengambil alih pendidikan anak, dan hamba datangkan guru utk halafan alqur'an anak anak, guru yg mengajari ilmu umum dan ilmu agama, sesekali hamba memanggil anak anak untuk menasehati, dan menjajaki hafalan mereka dalam ilmu umum, hafalan Alqur'an, dan ilmu syariahnya.
namun Allah swt sangat memberi hamba anugerah yg diluar dugaan, pui syukur bagi Nya setiap waktu dan kejap, anak anak berubah semakin baik dan berbudi luhur, sering mereka menangis dalam doa, sering mereka memimpikan Rasul saw, mereka tidak nakal, baik, beradab, sopan, ceria, dan menyenangkan, adab sunnah mereka sangat mereka perhatikan, mereka tidak tidur sebelum bersama sama membaca surat tabarak (almulk) dan doa tidur, mereka bangun sebelum azan subuh dan saling bangunkan satu sama lain untuk membaca zikir subuh, mereka berjamaah subuh dg saya, atau bersama ibunya, atau mereka saja bertiga, padahal usia anak hamba yg tertua baru 9 tahun yaitu fatimah azzahra, dan yg kedua Muhammad yg masih berusia 7 tahun, dan hasan, yg masih berusia 5 tahun,
anak anak itu saling menasihati dalam menjalankan sunnah makan, sunnah minum, sunnah tidur, dan sering saya mencuri pendengaran saat mereka bertiga bercengkerama, yg mereka bicarakan adalh rindu pada Rasul saw, contoh wajah Rasul saw yg teriwayatkan, dan budi pekerti Rasul saw yg mereka dengar dari ceramah ceramah saya.
mereka tak suka dan tak pernah kenal dg lagu lagu duniawi, bagi mereka qasidah majelis dan bacaan alqur'an murottal yg mengisi telinga mereka di siang malamnya,
mereka tak mau membuka auratnya dimuka umum, bahkan yg bungsu pun selalu menangis tersedu sedu jika shalat subuh berjamaah dg saya dan ia datang terlambat, ketika ditanya ia berkata sambil menangis, hasan semalam mengompol, hasan terpaksa mandi dulu, dan ganti baju, dan hasan jadi terlambat / masbuk dalam shalat bersama abiy. (ayah).
hasan pernah menghilang dari majelis, saya meliirik ke kiri dan kanan, ia tak ada, dan datang ditengah acara dg wajah penuh airmata dan cemberut, selepas majelis saya tanya kenapa, ia berkata : hasan lupa membawa peci, hasan tidak mau masuk masjid tanpa peci, hasan nangis diluar, lalu ada jamaah yg membelikan hasan peci, baru hasan masuk masjid, dan hasan jadi telat..
demikian pula Muhammad, muhammad pernah menghilang dari panggung majelis pergi entah kemana, diakhir acara ia baru muncul, ia katakan : muhammad mau pipis, tapi banyak perempuan, jadi muhammad malu dan tidak mau ke kamar mandi yg banyak perempuan, akhirnya muhamamad diantar jamaah kerumah yg jauh untuk pipis di toilet yg tidak ramai perempuan..., padahal usianya baru 7 tahun.
mereka tentunya ada nakalnya, namun nakalnya adalah hal yg luhur, mereka sangat senang berkemah bahkan acapkali mereka bertiga tidur dikemah di halaman rumah, karena mereka sering dengar nabi saw sering berkemah saat safar, mereka juga paling suka bermain pedang2an dan panah dan berenang, saya sering kesal melihat barang2 berantakan dirumah saat pulang, ternyata mereka main perang2an dan membuat keadaan berantakan, namun saya tak marah dg itu, karena itu adalah kebaikan yg wajar pada anak anak bahkan hal yg mulia
mereka tak pula suka menonton televisi, mereka lebih suka menonton film vcd cerita para nabi, vcd majelis majelis, lalu masing masing ribut membahasnya.
sungguh didikan didikan ini muncul dari tarbiyah ilahiyah diluar kemampuan saya, demikian pula fatimah yg kini sudah membeli cadar pula saat ke majelis majelis ia bercadar, saya sempat menegur istri saya, untuk apa ia pakai cadar usianya masih kecil, biar saja, nanti ia jatuh tersandung..., kata istri saya fatimah menabung berbulan bulan sendiri di celengannya untuk membeli cadar, maka saya diam saja tak mau mengecewakannya
mereka sering mendapat uang hadiah dari jamaah, mereka menyimpannya di celengannya, saya tanya untuk apa kalian menyimpan uang itu?, mau beli apa?, sepeda?, mpbil2an?, atau apa?, mereka katakan : kami mau menabung untuk bisa pergi ke madinah untuk ziarah nabi saw, kami mau beli pesawat sendiri, jadi bisa mengajak jamaah majelis ramai ramai ke madinah, muhamad jadi pilotnya, hasan jadi kondekturnya, dan fatimah jadi pramugarinya...,
saya hanya bisa geleng geleng dan membiarkan saja.
Bersambung ke Posting nomor 3dan 5
0
12.2K
Kutip
92
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan