- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
WASPADA! Kualitas Premium DITURUNKAN PERTAMINA! Ratusan Kendaraan RUSAK MASAL!
TS
ratukasakkusuk
WASPADA! Kualitas Premium DITURUNKAN PERTAMINA! Ratusan Kendaraan RUSAK MASAL!
VERSI KONSUMEN
Kalau Anda biasa mengisi bahan bakar mobil Anda dengan Bensin Premium, harap waspada. Karena saat ini bahan bakar produk Pertamina ini dicurigai dengan sengaja diturunkan kualitasnya, dalam rangka taktik pemerintah untuk memaksa Anda beralih ke Bensin Pertamax!
Pernyatan tersebut dinyatakan oleh pihak YLKI berkiatan dengan ditemukan cukup banyak mobil yang tiba-tiba mengalami kerusakan pada fuel pump-nya, dan hal tersebut hanya terjadi pada mobil-mobil yang menggunakan Premium.
Ini tak lepas dari rencana pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM, dengan cara membuat ketentuan bahwa hanya kendaraan roda dua, angkutan umum, dan kendaraan pribadi produk di bawah tahun 2005 saja yang boleh menggunakan Premium.
Bagaimana implementasinya nanti di lapangan?
Misalnya, bagaimana caranya petugas SPBU bisa membedakan mana mobil pribadi produk di bawah tahun 2005 dan sesudahnya? Apakah setiap kali mengisi BBM wajib menunjukkan STNK yang mencantumkan tahun pembuatan mobilnya, ataukah mesti semua petugas SPBU ditraining teknik mengenal mobil mana produk di bawah tahun 2005, mana yang sesudahnya? Ada-ada saja, bukan?
Bagaimana caranya mengontrol dan mengetahui bahwa semua proses pengisian BBM di sana sudah sesuai dengan prosedur dan peruntukannyanya masing-masing kendaraan? Bahwa benar sejumlah mobil produk di bawah tahun 2005 diisi dengan Premium, dan sesudahnya diisi dengan Pertamax saja.
Apakah pemerintah yang punya rencana itu sudah punya rumusan atau mekanismenya? Ternyata belum. Pemerintah sendiri ternyata masih bingung bagaimana caranya melaksanakan rencananya tersebut secara efektif dan efesien.
Ketika ditanya wartawan, Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh, mengaku belum punya rumusan tentang pelaksanaan rencana tersebut.
Kembali ke soal kualitas Premium yang dapat merusak mobil. Apakah benar demikian?
Pihak Pertamina telah membantahnya.
Tetapi kita tentu tidak harus percaya dengan mereka. Yang penting adalah bagaimana pengalaman pribadi kita.
Jauh sebelum beredarnya isu tentang kualitas Premium yang sengaja diturunkan ini, pengalaman pribadi saya dengan Premium sudahlah buruk (di tahun 2000).
Ketika itu mobil saya sering mengalami kerusakan. Oleh pihak bengkel, saya dijelaskan bahwa kualitas Premium produk Pertamina jelek. Saya disarankan utnuk menggunakan Pertamax. Saran itu saya ikuti, dan sejak itu mobil saya tidak pernah lagi rewel. Sejak itu saya tidak pernah lagi menggunakan Premium.
Berkaitan dengan isu tentang kualitas Premium saat ini, pihak Pertamina membantah, dengan mengatakan bahwa semua isu itu tidak benar. Bahwa kualitas Premium tetap di bawah kontrol yang sangat ketat, mulai dari pengilangannya sampai di SPBU-SPBU.
Tetapi kelanjutan penjelasannya malah bikin bingung, seperti dikutip detik..com.
Ia menduga jika ada kerusakan pada fuel pump mobil bisa jadi disebabkan karena pengguna mobil menggunakan bahan bakar yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin mobil tersebut.
Ketidaksesuaian antara mesin mobil dengan jenis BBM yang digunakan itu mungkin saja merusak mesin. Mobil produksi di atas tahun 2005 itu kan harusnya pakai Ron 92 (Pertamax), kalau pakai Ron 88 (Premium) akan ada persoalan dalam kinerja mesin, ungkapnya.
Pertanyaannya, kenapa baru sekarang hal ini dijelaskan? Bukankah ini berarti ada masalah dengan kualitas Premium, atau kalau memang ada ketidaksesuaian seperti yang dijelaskan ini, kenapa Pertamina tidak memberi peringatan sejak tahun 2005 lalu?
Anda akan semakin bingung kalau membaca penjelasan dari Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi selaku wadah pengusaha SPBU, yang menyatakan bahwa kualitas Premium di bawah kontrol ketat Pertamina, dan tidak ada masalah untuk semua jenis kendaraan.
Dia malah menenggarai bahwa isu tersebut merupakan bentuk black campaign dari kompetitor Pertamina.
Katanya, para pengguna Premium tidak bisa menyalahkan kerusakan pada fuel pump mobil mereka, karena kualitas Premium, karena kualitasnya tidak bermasalah
Jangan begitu saja menyalahkan kualitas BBM-nya. Fuel pump itu kan tidak bisa langsung rusak begitu saja, ada prosesnya. Bisa saja kualitas fuel pump-nya yang bermasalah, tambahnya.
Lain lagi versi Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh.
Pernyataannya kelihatannya mulia buat para pemilik mobil, karena begitu besar perhatiannya kepada mereka.
Dia menyatakan pembatasan penggunaan BBM bersubsidi untuk mobil pribadi produksi tahun 2005 ke atas dilakukan untuk membantu mengurangi pengeluaran bulanan yang dikeluarkan masyarakat untuk menservis mobil.
Jangan gunakan Premium tapi pakai Pertamax agar mesin tidak cepat rusak. Itu kan juga bisa menghemat pengeluaran bulanan mereka, kata sang Menteri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (19/7/2010).
Jadi, kelihatannya memang sebenarnya adalah masalah dengan Premium ini, bukan?
Jadi, bagaimana, Anda, khususnya pemilik mobil di atas tahun 2005, masih mau menggunakan Premium? Kalau masih, kemudian mesin mobil Anda rusak, jangan salahkan pemerintah, ya, yang sebenarnya sudah berniat tulus ini?
Apapun dalih pihak Pemerintah, sudah merupakan rahasia umum bahwa kualitas Premium produk Pertamina meskipun diklaim seagai termasuk baik dan di bawah pengawasan ketat Dirjen Migas, tetap saja fakta berbicara bahwa kualitasnya masih di bawah kualitas standar internasional.***
http://teknologi.kompasiana.com/grou...da-gunakan/-12
VERSI PERTAMINA&BHP MIGAS
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH MIgas) menyatakan Pertamina tidak mungkin menurunkan kualitas premium yang dijual untuk mendorong agar masyarakat untuk beralih menggunakan pertamax.
"Pemerintah tidak akan lakukan hal itu. Kalau lakukan itu, pasti akan terbuka dan Pertamina juga tidak mungkin melakukannya," ujar Kepala BPH Migas Tubagus Haryono saat berbincang dengan detikFinance, Rabu (21/7/2010).
"Kalau misalnya itu terjadi karena penyalahgunaan atau penyimpangan, tolong lapor ke BPH Migas. Kita tidak dapat laporan masyarakat , kita punya SMS center nomornya 3477. Kalau sudah ada laporan kami akan turunkan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) untuk cek dengan mobil lab," jelasnya.
Sementara itu, Vice President Communication Pertamina, Basuki Trikora juga membantah jika BUMN Migas tersebut telah menurunkan kualitas premium agar masyarakat beralih ke Pertamax.
"Nggaklah, Pertamina tidak berkepentingan untuk itu. Kalau itu dilakukan, berarti yang diuntungkan justru bukan Pertamina tapi perusahaan lain yang juga menjual BBM non subsidi. Lagipula kami jual Pertamax dan Pertamax Plus itu kan supaya masyarakat punya banyak pilihan," paparnya.
Sementara di instalasi atau depot daily dilakukan short test dan penerimaan di SPBU juga dilakukan short test. Pertamina patuh terhadap quality control yang harus dilakukan sebagai bagian pelaksanaan standard operating prosedur.
BPH Migas memperkirakan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar pada tahun 2011, akan melonjak 3-4 persen dari proyeksi konsumsi pada tahun 2010, jika konsumsi BBM bersubsidi tidak dibatasi.
"Untuk premium dan solar naik sekitar 3-4 persen pada tahun depan karena ekonomi terus tumbuh," ujar Tubagus.
"Kalau kuota keseluruhan bisa saja turun karena minyah tanah konsumsinya juga turun," jelasnya.
http://www.detikfinance.com/read/201...-demi-pertamax
SILAHKAN DIANALISIS DARI KEDUA BELAH PIHAK,YANG SETUJU MAUPUN TIDAK SETUJU SILAHKAN KOMENTAR, YANG MAU SHARE PENGALAMAN PRIBADI JUGA SILAHKAN
YANG PENTING TIMPUKIN ANE CENDOL
Kalau Anda biasa mengisi bahan bakar mobil Anda dengan Bensin Premium, harap waspada. Karena saat ini bahan bakar produk Pertamina ini dicurigai dengan sengaja diturunkan kualitasnya, dalam rangka taktik pemerintah untuk memaksa Anda beralih ke Bensin Pertamax!
Pernyatan tersebut dinyatakan oleh pihak YLKI berkiatan dengan ditemukan cukup banyak mobil yang tiba-tiba mengalami kerusakan pada fuel pump-nya, dan hal tersebut hanya terjadi pada mobil-mobil yang menggunakan Premium.
Ini tak lepas dari rencana pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM, dengan cara membuat ketentuan bahwa hanya kendaraan roda dua, angkutan umum, dan kendaraan pribadi produk di bawah tahun 2005 saja yang boleh menggunakan Premium.
Bagaimana implementasinya nanti di lapangan?
Misalnya, bagaimana caranya petugas SPBU bisa membedakan mana mobil pribadi produk di bawah tahun 2005 dan sesudahnya? Apakah setiap kali mengisi BBM wajib menunjukkan STNK yang mencantumkan tahun pembuatan mobilnya, ataukah mesti semua petugas SPBU ditraining teknik mengenal mobil mana produk di bawah tahun 2005, mana yang sesudahnya? Ada-ada saja, bukan?
Bagaimana caranya mengontrol dan mengetahui bahwa semua proses pengisian BBM di sana sudah sesuai dengan prosedur dan peruntukannyanya masing-masing kendaraan? Bahwa benar sejumlah mobil produk di bawah tahun 2005 diisi dengan Premium, dan sesudahnya diisi dengan Pertamax saja.
Apakah pemerintah yang punya rencana itu sudah punya rumusan atau mekanismenya? Ternyata belum. Pemerintah sendiri ternyata masih bingung bagaimana caranya melaksanakan rencananya tersebut secara efektif dan efesien.
Ketika ditanya wartawan, Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh, mengaku belum punya rumusan tentang pelaksanaan rencana tersebut.
Kembali ke soal kualitas Premium yang dapat merusak mobil. Apakah benar demikian?
Pihak Pertamina telah membantahnya.
Tetapi kita tentu tidak harus percaya dengan mereka. Yang penting adalah bagaimana pengalaman pribadi kita.
Jauh sebelum beredarnya isu tentang kualitas Premium yang sengaja diturunkan ini, pengalaman pribadi saya dengan Premium sudahlah buruk (di tahun 2000).
Ketika itu mobil saya sering mengalami kerusakan. Oleh pihak bengkel, saya dijelaskan bahwa kualitas Premium produk Pertamina jelek. Saya disarankan utnuk menggunakan Pertamax. Saran itu saya ikuti, dan sejak itu mobil saya tidak pernah lagi rewel. Sejak itu saya tidak pernah lagi menggunakan Premium.
Berkaitan dengan isu tentang kualitas Premium saat ini, pihak Pertamina membantah, dengan mengatakan bahwa semua isu itu tidak benar. Bahwa kualitas Premium tetap di bawah kontrol yang sangat ketat, mulai dari pengilangannya sampai di SPBU-SPBU.
Tetapi kelanjutan penjelasannya malah bikin bingung, seperti dikutip detik..com.
Ia menduga jika ada kerusakan pada fuel pump mobil bisa jadi disebabkan karena pengguna mobil menggunakan bahan bakar yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin mobil tersebut.
Ketidaksesuaian antara mesin mobil dengan jenis BBM yang digunakan itu mungkin saja merusak mesin. Mobil produksi di atas tahun 2005 itu kan harusnya pakai Ron 92 (Pertamax), kalau pakai Ron 88 (Premium) akan ada persoalan dalam kinerja mesin, ungkapnya.
Pertanyaannya, kenapa baru sekarang hal ini dijelaskan? Bukankah ini berarti ada masalah dengan kualitas Premium, atau kalau memang ada ketidaksesuaian seperti yang dijelaskan ini, kenapa Pertamina tidak memberi peringatan sejak tahun 2005 lalu?
Anda akan semakin bingung kalau membaca penjelasan dari Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi selaku wadah pengusaha SPBU, yang menyatakan bahwa kualitas Premium di bawah kontrol ketat Pertamina, dan tidak ada masalah untuk semua jenis kendaraan.
Dia malah menenggarai bahwa isu tersebut merupakan bentuk black campaign dari kompetitor Pertamina.
Katanya, para pengguna Premium tidak bisa menyalahkan kerusakan pada fuel pump mobil mereka, karena kualitas Premium, karena kualitasnya tidak bermasalah
Jangan begitu saja menyalahkan kualitas BBM-nya. Fuel pump itu kan tidak bisa langsung rusak begitu saja, ada prosesnya. Bisa saja kualitas fuel pump-nya yang bermasalah, tambahnya.
Lain lagi versi Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh.
Pernyataannya kelihatannya mulia buat para pemilik mobil, karena begitu besar perhatiannya kepada mereka.
Dia menyatakan pembatasan penggunaan BBM bersubsidi untuk mobil pribadi produksi tahun 2005 ke atas dilakukan untuk membantu mengurangi pengeluaran bulanan yang dikeluarkan masyarakat untuk menservis mobil.
Jangan gunakan Premium tapi pakai Pertamax agar mesin tidak cepat rusak. Itu kan juga bisa menghemat pengeluaran bulanan mereka, kata sang Menteri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (19/7/2010).
Jadi, kelihatannya memang sebenarnya adalah masalah dengan Premium ini, bukan?
Jadi, bagaimana, Anda, khususnya pemilik mobil di atas tahun 2005, masih mau menggunakan Premium? Kalau masih, kemudian mesin mobil Anda rusak, jangan salahkan pemerintah, ya, yang sebenarnya sudah berniat tulus ini?
Apapun dalih pihak Pemerintah, sudah merupakan rahasia umum bahwa kualitas Premium produk Pertamina meskipun diklaim seagai termasuk baik dan di bawah pengawasan ketat Dirjen Migas, tetap saja fakta berbicara bahwa kualitasnya masih di bawah kualitas standar internasional.***
http://teknologi.kompasiana.com/grou...da-gunakan/-12
VERSI PERTAMINA&BHP MIGAS
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH MIgas) menyatakan Pertamina tidak mungkin menurunkan kualitas premium yang dijual untuk mendorong agar masyarakat untuk beralih menggunakan pertamax.
"Pemerintah tidak akan lakukan hal itu. Kalau lakukan itu, pasti akan terbuka dan Pertamina juga tidak mungkin melakukannya," ujar Kepala BPH Migas Tubagus Haryono saat berbincang dengan detikFinance, Rabu (21/7/2010).
"Kalau misalnya itu terjadi karena penyalahgunaan atau penyimpangan, tolong lapor ke BPH Migas. Kita tidak dapat laporan masyarakat , kita punya SMS center nomornya 3477. Kalau sudah ada laporan kami akan turunkan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) untuk cek dengan mobil lab," jelasnya.
Sementara itu, Vice President Communication Pertamina, Basuki Trikora juga membantah jika BUMN Migas tersebut telah menurunkan kualitas premium agar masyarakat beralih ke Pertamax.
"Nggaklah, Pertamina tidak berkepentingan untuk itu. Kalau itu dilakukan, berarti yang diuntungkan justru bukan Pertamina tapi perusahaan lain yang juga menjual BBM non subsidi. Lagipula kami jual Pertamax dan Pertamax Plus itu kan supaya masyarakat punya banyak pilihan," paparnya.
Sementara di instalasi atau depot daily dilakukan short test dan penerimaan di SPBU juga dilakukan short test. Pertamina patuh terhadap quality control yang harus dilakukan sebagai bagian pelaksanaan standard operating prosedur.
BPH Migas memperkirakan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar pada tahun 2011, akan melonjak 3-4 persen dari proyeksi konsumsi pada tahun 2010, jika konsumsi BBM bersubsidi tidak dibatasi.
"Untuk premium dan solar naik sekitar 3-4 persen pada tahun depan karena ekonomi terus tumbuh," ujar Tubagus.
"Kalau kuota keseluruhan bisa saja turun karena minyah tanah konsumsinya juga turun," jelasnya.
http://www.detikfinance.com/read/201...-demi-pertamax
SILAHKAN DIANALISIS DARI KEDUA BELAH PIHAK,YANG SETUJU MAUPUN TIDAK SETUJU SILAHKAN KOMENTAR, YANG MAU SHARE PENGALAMAN PRIBADI JUGA SILAHKAN
YANG PENTING TIMPUKIN ANE CENDOL
Spoiler for PENTING BANGET TENTANG BBM!:
rhiyannn dan shortdistance memberi reputasi
2
216.1K
7.5K
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan