Kalau bagi-bagi kursi menteri sih nggak dua pasang calon ini, tapi mungkin mitra koalisinya nanti akan mengajukan nama-nama untuk jabatan menteri jika diminta, kalau tidak diminta trus ternyata tak satupun dari kader partai ditunjuk jadi menteri, kira-kira reaksinya apa?
Dalam suatu organisasi, ketika sudah diputuskan A, maka harus dipatuhi! JK juga awalnya mengkritisi JKW, kenapa sekarang mau jadi cawapresnya?
Ane hanya akan dukung Capres atau Cawapres yang tidak akan memberlakukan Wajib militer untuk rakyatnya!
Jangan cuma TNI, POLRI, PNS, buruh pabrik, yang dipikirkan kesejahteraanya tapi juga rakyat yang kerjaannya serabutan
Alangkah eloknya kalau tidak menghakimi seseorang sebagai pelanggar HAM sebelum terbukti dipengadilan dan dijatuhi hukuman. Sebaiknya seret ke pengadilan dan buktikan di sana agar tidak jadi fitnah dan isu berlarut-larut, rakyat yang jadi bimbang dan ragu dalam menentukan pilihan.
Seharusnya media itu netral! Kalau pemilik atau yang di dalam ikut politik, harusnya ngundurin diri dari media tersebut agar tidak terkontaminasi ketidaknetralan
Ziarah kapan saja boleh dilakukan asalkan bukan tujuan untuk meminta doa tapi justru untuk mendoakan yang sudah meninggal dan memberi pelajaran bagi peziarah bahwa dia juga akan meninggal sehingga kalau yang akan jadi pejabat tidak akan jadi pejabat yang korup!
Usut tuntas hingga ke yang paling bertanggung jawab agar semua jadi clear dan tidak fitnah ke sana kemari
Kalau perhatikan, ARB lamban ngambil keputusan dan tidak tegas, mestinya dia sudah tahu elektabilitasnya kurang, yang realistis adalah jadi cawapres, maka tancap gas dengan PDIP sehingga tak diberikan ke JK.
Sebenarnya Golkar bisa memenangkan pilpres dengan catatan mengusung capres dan cawapres alternatif semisal Sri Sultan yang berduet dengan wakil dari Demokrat misalnya. Tapi selama tetap mengusung ARB, cukup berat peluangnya.
JKW petugas partai? Berarti kalau JKW terpilih jadi presiden, rakyat Indonesia akan dipimpin oleh seorang petugas partai, kalau petugas bearti ada yang memberi tugas partai jadi yang punya kuasa adalah pemberi tugas dari partai ya jelas pemimpin partai, walah bagaimana ini!
Yang harus diperhatikan adalah bukan hanya sekedar pemberian uangnya tapi pengawasannya, soalnya bisa saja justru uang tersebut dikorupsi!
Sebenarnya SBY bukan sedih, tapi inilah realita para politikus di negeri ini, hanya segelintir yang setia pada partainya, kalah bersaing, cari partai lain atau bikin partai baru!
Biasalah orang baru mulai pacaran, masih saling puji, lihat saja ke depannya gimana, jangan sampai berujung selingkuh dan caci maki yah