"Lihat saja ... aku akan membunuhnya. Dia harus mati ... harus mati!!!" bentak Ririn, saat mereka tiba di garasi.
"Gak sekarang gimana?! Dita meninggal, Sam. Ia tewas. Alan bersama anak-anak itu ... mereka sudah menyakiti Dita ...." Ririn tak mampu membendung air matanya.
"Dia harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya!" ucap Ririn, sembari menepis kasar telapak tangan Sam.
Meninggalnya Dita, jelas tak tampak wajar. Terlebih setelah terbongkarnya video dan chat menjijikkan.
Hanya butuh waktu beberapa jam saja untuk Alan mencuri perhatian Dita. Kedua remaja tersebut tak hanya saling melempar senyuman, tetapi bertukar nomor whatsapp juga.
Lama-kelamaan, Dita melihat ketulusan pada setiap gerak-gerik Alan. Ia mendapat perhatian yang jauh lebih besar dibanding mama kandungnya sendiri.
Setelah mengetahui hal tersebut, Alan mencoba menghibur gadis yang baru ditemuinya itu. Dita menolak, tentu saja. Tak digubrisnya sikap dan perkataan sang pemuda. Namun ....