Dua hewan berwujud serigala berukuran dua kali lipat dari tubuh kerbau dewasa nampak menatap kami dengan tatapan mata merahnya yang liar.. Taring-taring nan tajam yang mencuat keluar dari moncong dua hewan raksasa tersebut, terlihat dibasahi air liur berwarna hitam berbau anyir.. Bulu-bulu hewan ...
Jam 8 kurang 5 menit, gw sudah memarkirkan mobil sedikit jauh dari gerbang gedung balai diklat.. Gw sempat melihat ke Hp yang barusan berbunyi pertanda sebuah pesan baru saja diterima.. “Tunggu bentar yah, Mam.. Aku lagi jalan ke luar nih” Satu helaan napas panjang gw ambil dan gw keluarkan...
Awalnya gw hendak pulang dari Diklat saat itu juga setelah mendapat kabar tak mengenakkan dari Ridho.. Akan tetapi, Ayu dan Kang Asep yang telah gw ceritakan perihal sakitnya Ibu, melarang.. Mereka bilang apabila gw pulang tanpa meminta ijin ke panitia, maka dengan sendirinya gw dianggap mengundu...
Bersamaan dengan itu, satu tiupan angin dingin nan aneh dari luar terasa berhembus melewati gw dan terus mengarah ke Kang Asep.. Awalnya gw tak terlalu memikirkan apa yang sedang di lakukan Nindy.. Akan tetapi setelah gw melirik ke arah Kang Asep yang nampak berwajah tegang dengan dua butir kerin...
Ketika gw dan Kang Asep tiba di tepi jalan raya, kami pun mulai berjalan menyusuri tempat-tempat makan.. Sempat gw mengusulkan untuk mencari rumah makan yang tidak begitu ramai.. Karena gw memang tak begitu menyukai berada di tengah kerumunan orang.. Dan kami pun berhasil menemukannya di jarak seki
Begitu sukma ini telah kembali dalam raga, gw pun membuka mata dan perlahan bangkit terduduk diatas ranjang.. Gw sempat dibuat terkejut oleh sosok Naga Sangkala, Jin berwujud anak kecil yang entah sejak kapan sudah berada dalam kamar memandang ke arah gw sambil duduk beruncang kaki di atas lemari..
“Apa hubungan mahluk yang kau sebutkan tadi dengan diriku, Eyang Putri? Alasan apa yang membuatnya hendak membuat perhitungan denganku” Untuk beberapa saat, Nyi Mas Galuh Pandita memindahkan sejumput rambut hitam nan panjangnya yang sempat terbawa hembusan angin puncak gunung.. Lalu ia memuta...
“Kang Imam, udah tau belum info terbaru di group?” Seru Kang Asep begitu gw baru saja tiba di dalam kamar dan sedang membuka sepatu.. “Group apaan, Kang?” Tanya gw tak mengerti, karena memang selama ini group yang gw ikuti pada aplikasi WA hanya terbatas.. Boro-boro mengikuti group baru...
Mendengar alun siulan Tembang kematian, darah gw terasa sangat mendidih.. Kilasan wajah Dewi Arum Kesuma yang meregang nyawa di pangkuan gw beberapa waktu silam saat berhadapan dengan Rambe Lantak kembali membayang.. Ucapan mendiang putri dari Penguasa Kerajaan Gaib Pantai Utara yang menanyakan...
Wkwkwk, ente roman-romannya penasaran bgt sama Sekar ya, Bre.. Hikhikhik Btw, makasih udah mampir yak
Ijin tenda kisanak... Lanjut Naga sangkala vs Naga Caglak....gaskeun bree.... Hatur nuhun kang Alhamdulillah lgsg 2,makasi brooooo Nuhun updatena kang.. Orang lama semua nih..Wkwkwkwk.. Thanks masih sempetin mampir dimari, Bree..
“Kang.. Kang Asep” Panggil gw sembari menepuk-nepuk pipi kanan pemuda asli dari Sukabumi.. Kang Asep pun perlahan membuka kedua matanya dan berusaha untuk duduk diatas kasur.. Sejenak, ia melempar pandangan ke segala arah dan terhenti pada sosok Naga Sangkala yang tengah asyik duduk diatas le...
Sekilas, gw melihat raut muka laki-laki yang berasal dari kabupaten Sukabumi itu sedang sangat serius meski kedua matanya masih terpejam.. Wajahnya yang semula terkesan kocak dan lucu sama sekali tak nampak saat ini.. Dua bibir Kang Asep yang awalnya terkatup rapat, mulai bergerak-gerak seperti s...