1. Ga ada duit Ente perhatiin aja, negara-negara yang berpendapatan rendah itu relatif jarang ke luar negeri. Soalnya traveling itu kebutuhan tersier. Kalau makan aja susah, apalagi mau jalan-jalan. Di sini lah awal mula "mending a mending b" karena duit masih ngepress. 2. Kurs ga bersain
sama gan. gue klo liat tanboy kun makan rakus gitu atau separuh aku lemak, jadi eneg mau muntah. paling demen ane nonton netflix yang series2 jepang tentang makanan, itu jauh lebih menggugah selera karna segala taste makanannya direview beneran ga asal makan rakus gitu
WSBK juga mikir gan kalau regulasi diubah jadi ngebolehin forced induction. Biaya riset bisa membengkak karena riset forced induction itu bisa ga terbatas segala inovasinya. Lagipula ga ada urgensi juga pakai forced induction. Mau bikin wsbk populer? Dari awal wsbk memang bukan buat ngalahin kepo...
capek gan kayak gini-gini. kalau pinjam kata-kata si uus "si A nyuruh gini, si B nyuruh gitu, si C nyuruh gini gitu. Gue bingung jadinya. Ya udah lah bodo amat gue ngelakuin yang gue suka aja"
yoi bro, gue cuma mau mengajak berpikir kritis aja. selama ini media terlalu menggembar gemborkan bermain di luar negeri dll. ya liat dulu juga luar negerinya dimana, jangan asal yang penting di luar. ariesupersales
gua ga setuju. lu ga tau aja di kelompok usia itu seberapa banyak indonesia curi umur. orang di lokalan antar ssb aja udah umum banget kok praktik curi umur, akte dan kk dipalsuin. lu bilang gaji di eropa kompetitif? pfftt bro, pemain indo yang ke eropa itu cuma eropa timur. dan eropa timur seperti
Saya tanya sama agan-agan, mau ga nonton pertandingan ini: Gambia vs Yaman, Dominika vs Maldives, dan Fiji vs Papua Nugini Ga mau kan? Itu pertandingan negara peringkat 151-161 Fifa loh. Dan Indonesia itu peringkat 166 alias di bawah enam negara tersebut. Jadi ketika anda dihadapkan sama pertandin
gue bingung, ormas ini sebenarnya tujuannya apa sih? apa yang ingin dicapai? udah sekian puluh tahun emang goals/tujuannya ga sampai-sampai gitu apa gimana?
menyelesaikan masalah dengan masalah. ga pernah belajar ya instansi-instansi ini. kita itu mau kok bayar pajak. yang penting dipermudah. ga usah susah. kalau bayar pajak bisa semudah checkout di tokped/shopee, dengan sendirinya orang-orang akan bayar kok. lah ini, mau bayar pajak aja masih harus cu
shinhikarugenji kita tau, di level puncak motorsport, mereka yang punya uang lah yang akan jadi pemenang. beda dengan level balapan yang misal motor/mobilnya sama persis, dan yang membedakan cuma drivernya aja. di motogp/f1, sky is the limit. mau keluarin duit berapapun juga silakan. kawasaki bukan
Paling utama gamenya mahal sih gan. PS2 gamenya di indo 99% bajakan. Orang jadi lebih fleksibel mau main game apapun. Ane ingat pertama kali PS3 keluar, heboh banget karena waktu itu gamenya harus asli. Ga bisa main bajakan (dan bajakannya belum ada). Akhirnya launchingnya ga disambut baik. Sepi pe
Kalau motor MotoGP, mahal karena riset dan pengembangannya. Materialnya diproduksi khusus untuk motor tersebut saja sehingga biaya produksinya ga efisien (economics of scale/nilai keekonomian ga ketemu). Sedangkan motor WSBK dasarnya adalah motor produksi massal 1000cc. Karena diproduksi massal, ...
Dulu masih belum mengenal agama samawi. Jadi jangan melihat moralnya memakai kacamata kita sekarang yang udah agama samawi. Para germo ini ga bodoh. Kalau mereka bisa menjual perempuan, ya kenapa tidak menjual laki-laki juga? Kan ada permintaan dari para perempuan kaya berduit yang juga butuh pemua
Kayak gini fleksibel sih gan. Soalnya penentuan benua itu sendiri berbeda-beda tergantung pendekatannya darimana. Bisa berdasarkan kemiripan ras, budaya, daratan/wilayah, lempeng tektonik, ataupun lembaga (UN, World Bank, Kejuaraan olahraga, dll). Daripada disebut benua, lebih cocok disebut wilay...
Air itu sumber kehidupan. Tidak akan ada kehidupan kalau tidak ada air. Kalau air berasal dari komet di luar angkasa, berarti awal mula kehidupan itu sebenarnya bukan berasal dari bumi dong melainkan "dibawa" dari luar? Dan kalau misal komet itu yang "membawa" air ke bumi, bisa